TEL AVIV (Arrahmah.com) – Perdana Menteri “Israel”, Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Darat mengatakan bahwa tentaranya telah kehilangan perwira dan prajurit terbaik dalam pertempuran dengan sayap militer Hamas di Jalur Gaza. “Kami tahu kami akan memiliki hari-hari sulit di depan kami dan hari ini adalah salah satunya,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers bersama pada Senin malam (28/7/2014), sebagaimana dilansir oleh Middle East Monitor.
Netanyahu mengungkapkan penyesalannya atas kematian tentara “Israel”, dan mengakui bahwa tentaranya menghadapi musuh sengit di Gaza dan dia juga mengatakan bahwa “tidak ada perang tanpa jatuhnya korban“.
Netanyahu menyerukan kepada “Israel” untuk mempersiapkan pertempuran panjang, dan menekankan bahwa ia tidak akan menerima kesepakatan apapun yang tidak menjamin perlucutan senjata di Jalur Gaza. “Pelucutan senjata faksi Palestina dan mencegah untuk mendapatkan senjata mereka di masa depan harus menjadi bagian dari solusi ini,” tegasnya.
Netanyahu menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menuntut permintaan ini, dan ia mengatakan bahwa solusi ini harus dilakukan “bukannya malah membiarkan uang dan semen memasuki Gaza untuk membangun terowongan“.
Sementara itu, Menteri Pertahanan “Israel” Ya’alon, menggambarkan malam terakhir itu sebagai sesuatu yang “sulit“ dan menunjukkan bahwa “Israel” akan terus bekerja keras di Gaza dan tidak akan menerima penyelesaian masa mendatang yang tidak menjamin keamanan “Israel”.
Dia mengaku kehilangan putra terbaik “Israel” di tangan Hamas, dan menambahkan bahwa ia akan memerintahkan tentaranya untuk memperluas dan memperdalam operasi militer terhadap perlawanan Islam di masa yang akan mendatang.
“Kami akan mengarahkan pukulan kuat terhadap Hamas dalam beberapa hari mendatang,” ujar Ya’alon.
Menteri itu menekankan bahwa serangan militer akan berdampak pada masa depan “Israel”. “Kami berdiri di belakang komandan tentara dan tentara yang mengambil bagian dalam operasi “suci” ini,” katanya.
Ya’alon juga dengan sesumbar mengatakan bahwa ia akan bekerja untuk mencegah persenjataan Hamas di masa mendatang.
“Kami akan bersabar dan melanjutkan operasi ini sampai kami mengembalikan ketenangan dan keamanan.”
Menurut Kepala Staf Benny Gantz, ia telah kehilangan “para pemimpin dan teman-teman tentara selama operasi di Jalur Gaza … Tapi kami memahami rasa sakit ini.”
Gantz menunjukkan betapa seriusnya terowongan Hamas yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. Gantz juga mengatakan bahwa “Israel” sedang menghadapi berbagai “serangan” dari terowongan itu dan ia menekankan untuk memeriksa setiap terowongan.
Gantz juga menekankan bahwa tingkat operasi mililter terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, akan ditingkatkan “bila perlu“.
(ameera/arrahmah.com)