GAZA (Arrahmah.com) – Saat anak-anak Muslim dibelahan lain bersuka cita menyambut hari raya Idul Fitri dengan baju baru, hidangan yang enak-enak, dan tempat berlibur yang indah. Tapi bagi anak-anak Gaza, keceriaan itu pupus saat dentuman mesin pembunuh “Israel” menghantam sebuah taman bermain, merenggut tawa dan nyawa mereka.
Saat puluhan bocah Gaza menikmati hari tenang dengan bermain ayunan dan bermacam-macam permainan lainnya di sebuah taman bermain di kamp pengungsi Al-Shati, sebuah roket brutal “Israel” tanpa ampun menghantam taman itu, yang mengakibatkan delapan orang, termasuk tujuh anak, meninggal.
Delapan orang, termasuk tujuh anak, meninggal setelah tembakan rudal mengenai sebuah taman di dalam kamp pengungsi Al-Shati di pinggiran Kota Gaza, kata petugas medis.
Anak-anak sedang bermain di ayunan ketika serangan itu mengenai taman, Ayman Sahabani, kepala ruang gawat darurat di rumah sakit Syifa, mengatakan kepada wartawan, sebagaimana dilansir oleh Al-Jazeera, Senin (28/7/2014).
Munzer al–Derby, (35), yang menyaksikan serangan itu, mengatakan kepada Al Jazeera: “Anak-anak sedang bermain ketika sebuah roket jatuh dan membuat semuanya berantakan.”
“Saya mengenal beberapa dari mereka. Mereka berasal dari keluarga Al–Helou yang meninggalkan rumah mereka di Shuja’iyah. Mereka datang ke sini dan menyewa sebuah apartemen pekan lalu,” kata al–Derby.
Seperti biasa, tentara “Israel” dengan cepat membantah berada di balik serangan itu, dan mentweet bahwa roket itu ditembakkan dari Gaza yang menghantam taman bermain.
“Kami tidak punya akitivitas di daerah itu. Kami tahu itu diluncurkan dari Gaza dan mendarat seketika,” kata Letnan Kolonel Peter Lerner, juru bicara militer “Israel”.
Namun, Hamas membantah telah menembakkan roket apapun di daerah itu dan mengatakan bahwa itu termasuk serangan udara yang dilancarkan oleh “Israel”. Pihak Hamas mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan serpihan-serpihan dari roket itu dari lokasi kejadian yang bisa membuktikan bahwa itu merupakan mesiu “Israel”.
Petugas medis mengatakan bahwa rudal “Israel” juga menghantam sebuah bangunan, yang merupakan klinik rawat jalan, dekat dengan gerbang utama rumah sakit Syifa, rumah sakit yang sama di mana para anak-anak yang menjadi korban serangan roket itu dibawa.
Imtiaz Tyab dari Al Jazeera, yang melaporkan dari rumah sakit, mengatakan ada adegan kekacauan saat sejumlah tubuh-tubuh mungil itu dibawa ke rumah sakit ini.
“Karena hari sudah relatif tenang, banyak anak-anak yang pergi ke luar untuk bersenang-senang pada hari raya Idul Fitri ini, tapi tragisnya mereka telah terbunuh,” kata Tyab.
Pada hari yang sama, Senin (28/7), setidaknya lima warga Palestina, termasuk tiga anak, meninggal dalam serangan lain. Seorang anak berusia empat tahun meninggal ketika tembakan tank menghantam sebuah rumah keluarga di Jabalia, di Jalur Gaza utara, kata para pejabat kesehatan Gaza. Seorang lainnya terbunuh oleh penembakan tank dalam insiden terpisah, juga di Jabalia.
Saat Muslim yang lainnya bersuka cita menyambut hari raya Idul Fitri, perasaan mencekam dan berduka menyelimuti sebagian besar warga Gaza.
Keluarga Palestina meringkuk di dalam rumah mereka, dicekam kengerian akan serangan “Israel yang lebih lanjut. Di tengah keadaan yang mencekam itu, seruan untuk shalat Idul Fitri menggema di kota selatan Rafah pada Senin pagi. Puluhan jamaah berbaris melaksanan shalat Idul Fitri di beberapa masjid yang sudah sangat hancur, dengan atap runtuh dan dinding yang hilang. Para jamaah mendengarkan khutbah dengan suasana yang hening dan berduka.
Seorang bayi perempuan Palestina, Shayma Shiekh al–Eid, terbaring di inkubator setelah dokter mengeluarkannya dari rahim ibunya yang telah terbunuh dalam serangan udara “Israel”.
(ameera/arrahmah.com)