TRIPOLI (Arrahmah.com) – Negara penjajah Amerika Serikat pada Sabtu (26/7/2014) mengevakuasi semua staf dari kedutaan besarnya di Libya karena pertempuran sengit di ibukota, lapor AFP mengutip seorang pejabat AS.
Meskipun kedutaan sudah beroperasi dengan staf terbatas, tim yang tersisa menggunakan jalur darat ke Tunisia selang beberapa jam setelah pemerintah boneka Libya memperingatkan negara tersebut bisa terlibat bentrokan sengit antara “militan” untuk menguasai bandara Tripoli.
Saksi mengatakan mereka melihat setidaknya empat konvoy kendaraan diplomatik yang berjalan di jalan bandara dengan jet tempur yang memberikan perlindungan di udara.
Langkah tersebut diambil AS di tengah meningkatnya pertempuran antara tentara Libya dengan para pejuang Islam.
Bentrokan segar pecah pada Jum’at (25/7) antara milisi Libya yang bertempur untuk menguasai bandara Tripoli.
“Karena kekerasan yang berlangsung antara milisi Libya di sekitar Kedutaan Besar AS di Tripoli, kami sementara memindahkan semua personil kami dari Libya,” ujar juru bicara Wakil Departemen Luar Negeri, Marie Harf dalam sebuah pernyataan.
Harf menambahkan bahwa sementara staf akan beroperasi dari Washington dan lokasi lainnya di kawasan tersebut.
Departemen Luar Negeri juga mengeluarkan “travel warning” dan memperingatkan warga Amerika untuk tidak bepergian ke Libya dan mendesak semua warga Amerika yang masih berada di libya untuk segera pergi.
Harf menegaskan bahwa staf kedutaan telah melakukan perjalanan darat dan tiba di Tunisia pada Sabtu pagi dan perjalanan kembali dilanjutkan dari sana.
Kenangan pahit bagi AS pada 2012 lalu di mana rakyat Libya menyerang kantor kedutaan AS di Benghazi timur di mana duta besar Chris Stevens dan tiga personil Amerika lainnya tewas. (haninmazaya/arrahmah.com)