JEDDAH (Arrahmah.com) – Kementerian Urusan Islam sedang menyelidiki 17 imam di Riyadh karena diduga mengabaikan perintah pemerintah untuk menyoroti dan mengutuk terduga serangan “terorisme” Sharura, baru-baru ini dalam khotbah-khotbah Jum’at mereka, sebagaimana dilaporkan Arab News, Sabtu (19/7/2014).
Kebanyakan imam di seluruh negeri dilaporkan telah menyoroti insiden dan bahaya “terorisme” dalam khotbah Jumat mereka, seperti yang diperintahkan oleh kementerian.
Tawfiq Al-Sudairi, wakil kementerian, menegaskan bahwa 17 imam di masjid-masjid di Riyadh berada di bawah penyelidikan karena diduga gagal untuk menyoroti insiden dalam khotbah-khotbah mereka.
Sebuah surat kabar Saudi, sementara itu, melaporkan bahwa 100 imam di seluruh negeri diduga mengabaikan perintah kementerian untuk mengutuk serangan Sharura.
Al-Sheikh Salman Al-Hadi, seorang imam di Jeddah, mengatakan kepada Arab News bahwa para pemimpin agama memainkan peranan penting dalam menciptakan kesadaran kegiatan “teroris” di negara ini.
Dia mengatakan orang-orang harus sangat menyadari orang-orang yang “muda dan meyakinkan mereka untuk melawan negara dan masyarakat mereka.”
Insiden di kabupaten selatan Kerajaan dari Sharura berlangsung dua minggu lalu ketika militan Al-Qaeda menyerang pos perbatasan Wadia Saudi di sepanjang perbatasan Yaman.
Para tertuduh “teroris” menewaskan komandan Saudi. Petugas keamanan Saudi menewaskan tiga penyerang, dan menembak serta menangkap dua orang lain. Serangan ini didahului dengan serangan di sisi pos perbatasan Yaman lalu tertuduh “teroris” meledakkan sebuah bom mobil, menewaskan seorang tentara Yaman dan melukai yang lain.
Tak beralasan, KAS, menduga penyerang Al-Qaeda berusaha menyusup Arab Saudi dari Yaman, mungkin dengan maksud melakukan serangan “teroris” lebih lanjut.
Pasukan keamanan Saudi menyita senapan mesin dan granat roket dari kendaraan yang digunakan oleh para penyerang. (adibahasan/arrahmah.com)