KAIRO (Arrahmah.com) – Profesor Ilmu politik yang berbasis di Kairo, Abdallah Al–Ashaal, memperingatkan bahwa tujuan di balik inisiatif Mesir untuk gencatan senjata, yang disambut oleh para menteri luar negeri Arab, adalah untuk mengakhiri perlawanan Palestina dan melucuti sepenuhnya sehingga pejuang Palestina akan menyerahkan senjata mereka dan keluar dari Jalur Gaza, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Rabu (16/7/2014).
Dalam wawancara dengan Al–Quds Press, Al–Ashaal mengatakan bahwa inisiatif Mesir itu diusulkan untuk memecah belah perlawanan Arab.
“Israel” saat ini sedang mempersiapkan untuk perang darat terhadap Jalur Gaza dalam upaya untuk menumbangkan kelompok perlawanan Palestina. Menteri luar negeri Arab ingin mencegah perang darat ini dengan menyetujui “Israel” untuk mengakhiri perang dan memecah kelompok perlawanan Palestina sehingga kelompok perlawanan Palestina akan menyerahkan senjata mereka, meninggalkan Jalur Gaza dan tersebar di berbagai tempat. Jadi kita berhadapan dengan dua pilihan: Entah “Israel” yang akan meruntuhkan kelompok perlawanan Palestina dengan tangannya sendiri atau akan menggunakan Arab untuk melucuti kelompok perlawanan Palestina atas namanya,” katanya.
“Ada keterlibatan Arab-Israel–Amerika dalam melawan kelompok perlawanan Palestina. Setelah itu, AS akan menghilangkan istilah ‘Wilayah Pendudukan‘ dari kamus PBB dan akan menggantinya dengan istilah ‘wilayah yang dikembalikan‘,” kata Al–Ashaal.
Normalisasi hubungan Arab dengan “Israel” akan diperluas,” tambahnya, dan menekankan bahwa Mesir adalah pusat dari normalisasi itu, dan bahwa inisiatif gencatan senjata ini pada intinya mencerminkan kepentingan umum yang dimiliki oleh “Israel” dan rezim Arab.
Tujuan Mesir-“Israel” saat ini adalah untuk menyingkirkan Hamas karena merupakan kelompok perlawanan bagi “Israel” dan mewakili Ikhwanul Muslimin untuk rezim Mesir, katanya.
Al-Ashaal memperingatkan terhadap dampak yang mungkin timbul dari proyek Arab-“Israel”–Amerika yang bertujuan untuk mencabut dan melucuti kelompok perlawanan Palestina. “inisiatif ini berbicara tentang kegiatan permukiman ,sedangkan pembahasan saat ini adalah tentang serangan militer “Israel”,” katanya.
Al–Ashaal mencatat bahwa inisiatif Mesir pada akhirnya adalah bertujuan untuk memungkinkan ekspansi “Israel” di wilayah tersebut berkat kolaborasi antara “Israel” dan tentara Arab, dimana negara-negara Arab sekarang lebih mementingkan untuk melindungi rezim.
(ameera/arrahmah.com)