GAZA (Arrahmah.com) – “Israel” shock setelah pesawat tak berawak diluncurkan oleh Brigade Izzuddin Al–Qassam, sayap militer Hamas, pada Senin pagi (14/7/2014). Drone ini terbang dari Gaza menuju “Israel”, sebagaimana dilansir oleh Middle East Monitor (MEMO).
Yediouth Ahronoth melaporkan bahwa pertahanan udara “Israel” menembakkan roket anti–rudal yang menjatuhkan drone itu saat terbang ke wilayah udara Ashdod.
Radio “Israel” itu mengatakan bahwa pelabuhan Ashdod adalah daerah yang sangat sensitif karena merupakan wilayah pabrik petrokimia. Setiap serangan yang menggunakan air dapat menyebabkan ribuan korban.
Radio itu mengungkapkan kecemasannya bahwa angkatan udara “Israel”, yang terbang secara intensif di atas Gaza, tidak bisa menemukan pesawat tak berawak Hamas dan menembak jatuh ketika masih berada di wilayah udara Gaza.
Radio itu terkejut bahwa Hamas telah mengakuisisi teknologi drone, dan menekankan bahwa tidak ada negara-negara Arab yang telah mengembangkan industri tersebut.
Radio itu menjelaskan bahwa teknik militer dan keahlian yang ditunjukkan oleh Hamas di bidang militer seharusnya menimbulkan kekhawatiran bagi pihak pengambil keputusan di Tel Aviv.
Koran Ha’aretz juga melaporkan bahwa tekanan internasional sedang tumbuh atas Netanyahu dan menuntut segera gencatan senjata.
Surat kabar itu mencatat bahwa Presiden Rusia Putin Vladamir sudah menyatakan ketidaknyamanan atas kematian warga sipil dalam agresi “Israel” yang sedang berlangsung di Gaza.
Media “Israel” menganggap bahwa otoritas kudeta di Mesir yang bertanggung jawab atas berlarutnya perang yang sedang dilancarkan oleh “Israel” di Jalur Gaza karena penolakan mereka untuk menengahi antara Tel Aviv dan Hamas dan desakan mereka bahwa tidak ada kesepakatan gencatan senjata tanpa keterlibatan mereka.
Seorang komentator untuk surat kabar Maariv mengatakan bahwa Jenderal al-Sisi bersikeras untuk melanjutkan perang karena dia sangat menginginkan kehancuranHamas dan para pemimpinnya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Senin malam, seorang komentator mengatakan, “Apa yang harus dilakukan? Jendral al-Sisi secara pribadi gembira melihat rumah-rumah setiap pemimpin Hamas berubah menjadi puing-puing.”
Artikel itu juga mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang cemas atas perang ini telah meminta pemerintah AS untuk campur tangan untuk mengakhiri perang saat ini. Diungkapkan juga bahwa Netanyahu ingin melibatkan masyarakat internasional dalam rangka untuk memberikan tekanan pada kabinetnya dengan harapan bahwa ia bisa meyakinkan para menteri sayap kanan tentang perlunya menghentikan perang.
Seperti yang diungkapkan oleh Hamas “”Israel” yang memulai perang, dan sekarang mereka bingung bagaimana mengakhirinya.”.
(ameera/arrahmah.com)