TEL AVIV (Arrahmah.com) – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu berjanji dalam pidato publik yang disampaikan pada Jum’at (11/7/2014) untuk melanjutkan perang “Israel” di Gaza dan membenarkan pembunuhan terhadap warga Palestina, sebagaimana dilansir oleh MEMO.
Dia mengatakan bahwa “Israel” tidak mungkin untuk menerima gencatan senjata sebelum memberantas Hamas dan pejuang Palestina lainnya dari Gaza dan mengatakan bahwa tentara “Israel” siap melakukan operasi darat.
“”Israel” melakukan yang terbaik untuk tidak membahayakan warga sipil Gaza sementara menargetkan teroris, sedangkan Hamas menargetkan warga sipil Israel,” katanya. Namun, nyatanya sangat jelas bahwa sebagian besar target “Israel” di Jalur Gaza dalam lima hari perang ini adalah warga sipil.
Contohnya, pada Sabtu pagi (12/70 sebuah jet tempur “Israel” menargetkan Mabarat Felasteen, sebuah badan amal untuk anak-anak cacat di utara Jalur Gaza. Dua anak tewas dan tiga lainnya luka-luka.
Sebelumnya dalam pidato Netanyahu, Kepala Staf Umum Bani Gantz mengatakan bahwa pasukannya siap melakukan operasi darat di Gaza, tapi ia sedang menunggu keputusan politik.
Surat kabar “Israel” Ma’ariv melaporkan bahwa Duta Besar Amerika di Tel Aviv mengatakan bahwa negaranya “tidak keberatan dengan operasi darat di Jalur Gaza, tapi lebih suka penghentian eskalasi.” Dia menekankan bahwa AS “sepenuhnya mendukung hak “Israel” untuk membela warganya.”
Pertanyaan kedubes AS tentu menggelikan, karena dalam perang ini, jelas siapa penjajah dan siapa yang terjajah, dan tentu sangat jelas siapa yang seharusnya berhak untuk membela warganya.
(ameera/arrahmah.com)