JOHANNESBURG (Arrahmah.com) – Di sebuah kota dengan salah satu tingkat kejahatan tertinggi di dunia, jamaah Muslim yang sedang melakukan shalat tarawih di Johannesburg diserang oleh sekelompok orang yang menyerbu masjid, merampok lebih dari 200 jamaah Muslim.
“Saya sedang shalat ketika saya mendengar orang-orang mengatakan ‘tiarap’. Jeritan itu sangat keras dan menakutkan. Saya hanya tahu kami dirampok,” Adam Sadick, seorang jamaah Muslim di masjid di jalan Von Brandis di pusat kota Joburg, mengatakan kepada IOL News pada Senin, (7/7/2014).
“Saya tidak melihat mereka saat masuk ke dalam. Kami menghadapi satu arah (kiblat) dan shalat, dan mereka muncul dari belakang. Itu menakutkan.”
“Mereka mulai menggeledah kantong setiap orang, mengambil semua barang-barang berharga, seperti uang dan ponsel. Saya gemetar saat saya menunggu giliran saya,” kata Sadick.
“Saya bahkan tidak melihat mereka. Saya mendengar bahwa mereka bersenjata, tapi saya tidak melihat mereka.“
Sadick menceritakan tentang serangan yang terjadi pada Kamis lalu ketika sekelompok orang yang terdiri dari 6 anggota menyerang masjid dan merampok uang dan ponsel jamaah.
Sadick saat itu hanya membawa yang sebanyak R20 dan tidak membawa ponsel.
“Orang pertama datang dan menggeledah saku. Dia hanya menemukan uang sebanyak R20 karena hanya itu uang yang saya bawa. Orang kedua datang dan menggeledah saku saya dan tidak menemukan apa-apa,” katanya.
“Satu orang menggeledah saya lagi dan juga tidak menemukan apa-apa. Saya sangat takut. Saya tidak tahu apakah mereka akan menyakiti kami setelah mereka telah selesai menggeledah kami,” katanya.
Sadick mengatakan bahwa dia tidak terkejut dia dirampok di dalam masjid.
“Di negara ini, Anda akan menemukan perampok di mana-mana. Para perampok hanya menginginkan uang, mereka tidak peduli apakah orang-orang yang mereka targetkan berada di tempat yang suci.“
Setelah serangan pada Kamis itu, masjid tersebut memutuskan untuk mempekerjakan seorang penjaga keamanan di malam hari.
Serangan yang terjadi itu ternyata tidak mengendorkan semangat jamaah Muslim untuk datang ke masjid.
“Kami tidak bisa membiarkan penjahat mengontrol bagaimana kita menjalani hidup kita,” kata salah seorang jamaah, yang tidak ingin diidentifikasi.
“Saya tidak bisa berhenti datang ke masjid karena ada perampokan yang terjadi pada hari Kamis itu. Tuhan akan melindungi kami.“
Kepala polisi krimimal Baris Yusuf Abramjee mengatakan bahawa perampok itu juga mencuri brankas yang berisi uang sumbangan, memperingatkan bahwa hal itu sangat mengkhawatirkan ketika tempat ibadah diserang.
“Penjahat ini sama sekali tidak memiliki rasa hormat, dan menyerang tempat ibadah lagi, menunjukkan rendahnya penghormatan mereka terhadap tempat-tempat suci kami,” kata Abramjee.
Berharap untuk menangkap para pelaku, Abramjee mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan apabila ada tindakan kejahatan.
“Untuk alasan apapun, perampokan di Masjid Johannesburg ini baru dilaporkan ke polisi tiga hari kemudian. dakwaan terhadap kasus ini telah dibuka, “katanya.
“Kita harus memastikan bahwa setiap kasus dilaporkan tanpa penundaan.”
“Kecurigaan saya adalah bahwa beberapa dari mereka (para jamaah) adalah warga asing dan itulah sebabnya mereka takut untuk melaporkan kasus ini.
“Terlepas dari apakah kalian adalah warga asing atau tidak, kalian harus maju untuk melaporkan kejahatan,” tegas Abramjee.
(ameera/arrahmah.com)