SHAN’A (Arrahmah.com) – Mujahidin Al-Qaeda in Arab Peninsula (AQAP) pada hari Jum’at (4/7/2014) melakukan serangan terhadap pasukan Arab Saudi dan Yaman yang menjaga jalur perbatasan Wadi’ah, Marshad Al-Jihad Al-Alami melaporkan.
Marshad melaporkan serangan mujahidin AQAP tersebut menimbulkan kehancuran hebat pada posko penjagaan pasukan perbatasan Wadi’ah. Tiga orang mujahidin AQAP gugur dalam pertempuran sengit tersebut.
Sementara itu Al-Jazeera mengutip pernyataan resmi Departemen Dalam Negeri Arab Saudi bahwa seorang komandan regu patroli pasukan perbatasan Arab Saudi tewas pada Jum’at dalam serangan di jalur perbatasan Wadi’ah. Seorang tentara perbatasan Yaman juga tewas dan seorang lainnya cedera dalam serangan tersebut. Pasukan Yaman mengklaim berhasil menguasai keadaan dan memburu sisa “kelompok penyerang” ke pedalaman propinsi Hadramaut.
Bersamaan dengan bergulirnya waktu, fakta sebenarnya dari serangan mujahidin AQAP terhadap posko perbatasan Wadi’ah kini mulai terungkap. Mujahidin AQAP, Study Center G-News Arabic yang berpusat di Kanada, dan Marshad Al-Jihad Al-Alami adalah pihak yang memaparkan fakta-fakta yang ditutup-tutupi oleh rezim Yaman dan Arab Saudi tersebut.
Berdasar laporan resmi Mujahidin AQAP yang dikutip oleh Study Center G-News Arabic dan Marshad Al-Jihad Al-Alami, sebanyak 6 orang mujahid AQAP pada hari Jum’at (4/7/2014) berhasil menghancurkan posko pemeriksaan keamanan pada jalur penyeberangan Wadi’ah yang memisahkan wilayah Arab Saudi dan Yaman. Mujahidin AQAP memarkir sebuah mobil penuh bom di samping bangunan posko keamanan dan kemudian meledakkannya.
Keenam mujahidin AQAP tersebut kemudian memasuki wilayah Arab Saudi dari arah propinsi Hadramaut, Yaman dengan sebuah kendaraan jenis Land Crosser warna putih. Pasukan keamanan Arab Saudi dan Yaman mengejar mobil yang dikendarai keenam mujahid AQAP tersebut. Dalam baku tembak sengit, tiga orang mujahid gugur dan seorang lainnya cedera. Mobil mereka dilumpuhkan tentara Yaman dan Arab Saudi, namun kedua mujahid lainnya berhasil lolos.
Sumber-sumber yang dekat dengan mujahidin AQAP menyebutkan taktik serangan itu mengharuskan empat mujahid AQAP untuk memberikan perlindungan kepada dua orang mujahid AQAP lainnya yang berasal dari wilayah Syarurah, Arab Saudi, tempat yang akan menjadi sasaran operasi mereka. Keduanya adalah Ukasyah Asy-Syaruri dan Ayub Suwaid Asy-Syaruri.
Empat orang mujahid AQAP berhasil menghadang pasukan perbatasan Arab Saudi dan Yaman. Mereka terlibat baku tembak sengit hingga gugur dan terluka. Hal itu memberi kesempatan kepada dua mujahid AQAP lainnya untuk meloloskan diri dengan kendaraan pasukan penjaga perbatasan. Mereka leluasa menuju sasaran operasi mereka, karena pasukan perbatasan Arab Saudi dan Yaman sibuk menghadapi empat mujahid lainnya.
Kedua mujahid AQAP berhasil mencapai markas Direktorat Intelijen Arab Saudi di wilayah Syarurah, Arab Saudi. Dalam baku tembak yang berlangsung cepat dengan pasukan penjaga di pintu gerbang markas, keduanya berhasil merobohkan beberapa tentara dan kemudian memasuki gedung markas tersebut.
Keduanya berhasil menawan beberapa perwira Direktorat Intelijen Arab Saudi dan menjadikan mereka sebagai sandera. Keduanya kemudian menghubungi Menteri Dalam Negeri Arab Saudi dan menyerukan beberapa tuntutan AQAP sebagai syarat pembebasan para sandera. Tuntutan Mujahidin AQAP adalah:
1- Pembebasan para wanita yang dijebloskan dalam penjara rezim Arab Saudi.
2- Pembebasan para ulama dan juru dakwah yang dijebloskan dalam penjara rezim Arab Saudi sejak bertahun-tahun lamanya.
Menteri Arab Saudi Muhammad bin Nayef menolak tuntutan kedua mujahid AQAP tersebut. Bin Nayef kemudian mengerahkan pasukan “Anti Teror Arab” Saudi yang bergerak dari wilayah Najran menuju Syarurah. Pasukan itu didukung oleh helikopter tempur dan tank-tank. Baku tembak sengit berlangsung antara pasukan “anti terror” Arab Saudi dan dua mujahid AQAP tersebut selama 17 jam penuh. Meski demikian pasukan “anti terror” Arab Saudi gagal merebut dan memasuki gedung markas Direktorat Intelijen.
Setelah kedua mujahid tersebut kehabisan peluru dan baku tembak berhenti, pasukan “anti terror” Arab Saudi menyerbu ke dalam gedung markas. Saat itulah kedua mujahid AQAP meledakkan bom rompi mereka. Ledakan itu menewaskan para perwira intelijen yang mereka sandera dan beberapa anggota pasukan “anti terror” Arab Saudi. Kedua mujahid AQAp itu gugur, sementara beberapa tentara “anti terror” Arab Saudi lainnya mengalami cedera.
Dalam akun resminya, AkhbarAnsar, Mujahidin AQAP menyebut operasi serangan tersebut sebagai “Operasi Pembalasan bagi para wanita yang ditawan”.
(muhib al majdi/arrahmah.com)