Oleh: Ustadz Muhammad Thalib
(Arrahmah.com) – Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
‘Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan pebuatan dusta, maka Allah sedikit pun tidak memerlukan perbuatannya dalam meninggalkan makan dan minumnya (puasa).’” (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Hadits di atas menjelaskan bahwa orang puasa tidak boleh berbicara dusta atau mengicuh orang atau memperdaya orang. Jika dia berbuat demikian, puasanya tidak berguna sama sekali atau tidak mendapat pahala.
Sekalipun tidak membatalkan puasa, berdusta ketika puasa akan menyia-nyiakan puasa. Orang yang berdusta ketika puasa, puasanya tidak akan diterima oleh Allah.
(arrahmah.com)