JAKARTA (Arrahmah.com) – Terkait dengan pernyataan Ustadz. Abu Bakar Ba’asyir yang dikutip oleh wartawan bernama Abu Fida yang isinya adalah sebagai berikut:
Ustadz Abu Bakar Basyir menyatakan bahwa deklarasi khilafah islam dengan khalifahnya Syaikh Abu Bakar al Baghdady adalah Syah & bisa diterima keberadaannya dikarenakn memenuhi syarat secara syariat.Ust ABB juga mengajak agar tandzim2 jihad yg ada termasuk al qaedah agar berbaiat & bergabung dengan khilafah.hal tsb disampaikn oleh ustadz Abu Bakar Basyir di LP Pasir Putih Nusakambangan dihadapan ana bersama ikhwan-ikhwan yang membesuknya pada selasa 3 ramadhan 1435/1 juli 2014.
(Ustadz Abu Fida’ JAT)
Maka kami perlu luruskan beberapa hal:
-
Bahwa Abu Fida yang mengutip perkataan Ust. Abu Bakar Ba’asyir tersebut bukanlah Abu Fida anggota majelis syariah JAT, sehingga pernyataannya tidak mewakili jamaah.
-
Terkait ada seruan Ust. Abu yg meminta Al Qaeda untuk melebur dan bergabung dengan khilafah ternyata setelah ditabayyunkan, beliau mensyaratkan jika khilafahnya benar dan sesuai syar’i.
-
Ust. Abu Bakar Ba’asyir akan memberikan bayan resmi terkait dengan khilafah jika maklumat sudah dianggap cukup.
-
Mengingatkan kepada a’dho dan kaum muslimin untuk berhati-hati terkait issue dan statement-statement yang mengatas-namakan Ustadz Abu ataupun JAT, bahwa sikap resmi dari ustadz Abu dan Jamaah Ansharut Tauhid akan di sampaikan melalui jubir JAT “Ustadz. Ahmad Fatih” dan dikeluaran resmi di website Jamaah “www.ansharuttauhid.com”
-
Kami juga menasehati kepada seluruh kaum muslimin agar takutlah kepada Alloh dan berkatalah dengan perkataan yang benar.
Pada bulan yang mulia ini kami ingatkan dengan hadits Nabi, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat dusta, maka Allah tidak peduli ia meninggalkan makan dan minumnya.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa beliau ditanya, “Bagaimana dahulu kalian menyambut bulan Ramadhan?” Beliau menjawab, “Tidak ada satupun di antara kami yang berani dan lancang menyambut Ramadhan sedangkan di hatinya masih ada sebesar zarrah kedengkian atau sakit hati terhadap saudaranya.”
Sumber: Ansharuttauhid.com
(samirmusa/arrahmah.com)