BAGHDAD (Arrahmah.com) – Amerika Serikat akhirnya mengirim awak militernya ke Irak, menyebarkan sekitar 300 tentara tambahan serta helikopter dan pesawat tak berawak dalam menanggapi kekhawatiran keamanan di Baghdad, ujar pejabat Gedung Putih pada Senin (30/6/2014) kepada Reuters.
Keputusan tersebut diumumkan Pentagon oleh personel militer AS dalam peran mengamankan Bandara Internasional Baghdad dari serangan Al-Qaeda.
Sebagian spekulan mempertanyakan apakah Obama mungkin mengotorisasi serangan udara oleh AS, tambah seorang pejabat pertahanan AS saat mengungkapkan langkah perlindungan terutama difokuskan pada personil Amerika di Irak, termasuk warga sipil.
“Ini bukan acerca (persiapan) serangan udara,” kata pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Pentagon mengatakan sekitar 200 pasukan tiba di Irak pada Ahad (29/6) untuk memperkuat keamanan di kedutaan besar AS, fasilitas pendukung dan Bandara Internasional Baghdad.
Sementara, saat ini baru 100 personel yang tiba di Irak dan banyak yang akan ditempatkan di bandara, kata pejabat itu.
“Saya pikir tingkat kekhawatiran tentang bandara ini tepat,” kata pejabat itu, mempertimbangkan itu adalah pusat transportasi penting.
Pentagon mengatakan sejumlah kecil helikopter dan pesawat tak berawak juga dikerahkan ke Irak.
Pasukan ini merupakan personel tambahan bagi 300 penasehat militer yang secara resmi telah dikerahkan ke Irak untuk mempersiapkan dua pusat operasi bersama. Mereka juga akan mempertimbangkan apakah Amerika Serikat mungkin memberikan dukungan tambahan. Sekarang, sekitar 180 dari penasihat sudah berada di Irak.
Pengerahan pasukan merupakan bagian dari upaya pemerintahan Obama untuk membantu Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki untuk memukul kembali Mujahidin, yang telah membuat kemajuan yang menakjubkan selama beberapa minggu terakhir.
Pejabat AS lainnya, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Amerika Serikat sedang mempersiapkan pusat operasi gabungan militer baru di barat laut wilayah semi-otonom Kurdi Irak . Sementara keputusan itu belum final, pejabat itu mengatakan pusat operasi baru akan ditempatkan di provinsi Duhok, agar dapat menjangkau bagian utara terjauh dari Irak, namun dekat Suriah dan Turki.
Pasukan AS yang serupa di pusat operasi bersama di Baghdad mengumpulkan informasi tentang situasi di lapangan dan mengawasi pasukan AS yang mengambil bekerjasama dengan militer Irak di lapangan.
Tidak jelas apakah pasukan AS segera ditempatkan di pusat operasi gabungan yang baru, bekerja sama terutama dengan Peshemerga -pasukan Kurdi yang telah lama melindungi kantong Kurdi Irak- atau dengan pasukan dari militer Irak yang dilibatkan di Baghdad. (adibahasan/arrahmah.com)