(Arrahmah.com) – Allah Ta’ala mengaruniakan hadirnya bulan suci Ramadhan kepada kita bukan tanpa tujuan. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan Allah Ta’ala ini dianugrahkan kepada kita karena, insya Allah, Allah menghendaki keutamaan dan kemuliaan bagi diri kita. Allah Ta’ala menghendaki kita berusaha keras untuk menjadi muslim yang lebih baik, dibandingkan kondisi kita sebelum Ramadhan.
Allah Ta’ala telah menyiapkan segala sarana yang mendukung kita untuk beramal sebaik dan sebanyak mungkin di bulan penuh berkah ini. Allah Ta’ala telah menyingkirkan banyak gangguan yang bisa menghalangi kita dari beramal sebaik dan sebanyak mungkin. Semua itu agar kita bisa melakukan amal shalih dengan kwalitas dan kwantitas yang lebih dari sebelas bulan lainnya.
Di bulan penuh berkah ini setan-setan yang selalu menggoda kita untuk bermaksiat telah Allah pensiunkan sementara. Mereka telah dibelenggu oleh Allah Ta’ala sehingga tidak bisa ke sana kemari menggoda kita.
Sedikitnya kawan dalam beramal shalih yang selama ini menjadi alasan kita, di bulan penuh berkah ini telah Allah rubah. Lihatlah masjid-masjid yang penuh oleh jama’ah. Bukan hanya jama’ah shalat wajib lima waktu, namun juga jama’ah shalat tarawih dan witir yang hukumnya “sekedar” sunnah. Di luar Ramadhan, kebanyakan orang sangat berat untuk menunaikan shalat wajib berjama’ah di masjid. Namun di bulan Ramadhan ini kebanyakan orang tidak keberatan untuk menghadiri shalat sunnah berjama’ah di masjid.
Kesulitan mengkhatamkan Al-Qur’an minimal sekali dalam sebulan? Lihatlah kini suasana orang-orang yang berlumba-lumba memperbanyak bacaan Al-Qur’an. Masjid, sekolah, kantor, dan tempat-tempat lain telah diwarnai oleh suara orang-orang yang melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
Berat menyisihkan sebagian penghasilan untuk infak di luar Ramadhan? Lihatlah kini orang-orang berlumba-lumba memberikan makanan kepada orang-orang yang melakukan shaum, pengemis, anak yatim, dan orang-orang membutuhkan. Lihatlah orang-orang yang tergerak hatinya untuk menyumbangkan sebagian hartanya untuk kaum muslimin di Suriah dan wilayah-wilayah lainnya yang menghajatkan.
Kesulitan bangun di waktu malam untuk bermunajat kepada Allah di luar Ramadhan? Kini di malam-malam bulan penuh berkah ini kaum muslimin dengan berat dan ringan, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, bangun di akhir malam. Sebagian besarnya untuk melaksanakan sahur, sebagian lainnya untuk menyediakan menu sahur, dan sebagian lainnya menambahnya dengan shalat sunah, tilawah, doa, dzikir dan istighfar.
Musuh terbesar kita dalam beramal telah Allah Ta’ala singkirkan sementara waktu di bulan Ramadhan ini. Suasana yang mendukung untuk beramal telah Allah Ta’ala sediakan di bulan Ramadhan ini.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Jika datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079)
Maka kita wajib menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang berbeda dari sebelas bulan lainnya. Kita wajib mengistimewakan bulan Ramadhan ini dari sebelas bulan lainnya. Kita wajib memuliakan bulan Ramadhan ini dengan peningkatan amal shalih kita, secara kwantitas maupun kwalitas. Kita wajib lebih mampu meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan, yang lahir maupun yang batin, dalam bulan Ramadhan ini.
Tantangan terbesar untuk beramal shalih di bulan Ramadhan ini bukanlah setan, sedikitnya peluang, atau sedikitnya kawan. Tantangan terbesar adalah kemalasan, lemahnya semangat, dan kotornya jiwa kita.
Mari kita membuang jauh-jauh penyakit malas dan lemah semangat dari hati kita. Mari kita bersihkan jiwa kita dari penyakit-penyakit syirik, kufur, nifaq, dan maksiat yang mengotorinya. Mari membulatkan tekad kita, seraya meminta pertolongan Allah Ta’ala semata, untuk menjadikan bulan suci Ramadhan ini sebagai sebaik-baik bulan untuk mengejar ridha Allah, ampunan-Nya, pembebasan dari api neraka, dan derajat takwa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Jika datang malam pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup sehingga tiada satu pun pintunya yang dibuka, dan pintu-pintu surga dibuka sehingga tiada satu pun pintunya yang ditutup. Pada saat itu ada seorang penyeru [Allah Ta’ala atau malaikat-Nya] yang menyerukan; ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan, segeralah beramal kebaikan! Wahai orang yang menginginkan keburukan, kurangilah amal keburukan kalian!’ Allah Ta’ala memiliki hamba-hamba yang ditetapkannya akan terbebas dari api neraka dan hal itu terjadi pada setiap malam dalam bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 682, Ibnu Majah no. 1642, Ibnu Khuzaimah no. 1883, Ibnu Hibban no. 3435, Al-Hakim no. 1532 dan Al-Baihaqi no. 8576)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhib al majdi/arrahmah.com)