(Arrahmah.com) – Sebuah aliansi saat ini tengah dibangun di wilayah perang Suriah antara kelompok jihad Al-Qaeda di sana, Jabhah Nushrah, bekerja bersama dengan Al-Qaeda Yaman atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP). Kelompok-kelompok jihad Al-Qaeda ini bersatu mengembangkan bom generasi baru yang bisa diselundupkan melalui pesawat terbang komersial, lapor ABC News pada Selasa (24/6/2014).
Kemitraan yang berpotensi mematikan ini menjelaskan mengapa para pejabat AS menyatakan ketakutan mereka terhadap meningkatnya jumlah mujahidin asal Amerika dan pejuang asing lainnya yang mencapai ribuan, yang bergabung dengan mujahidin di Suriah secara terbuka. Selain itu, hal ini juga menjadi peringatan keras bagi AS untuk mewaspadai penerbangan mereka.
Pemerintah AS dilaporkan telah memperoleh data dari intelijen bahwa cabang Al-Qaeda di Suriah, Jabhah Nushrah, dan kelompok jihad lainnya sedang bergabung dan bekerjasama dengan AQAP, kelompok jihad yang berbasis di Yaman, yang dikenal dengan keahliannya membuat bom. AQAP pernah berusaha melakukan penyelundupan bom di balik pakaian pada Hari Natal 2009 dan setahun kemudian, pada bulan Oktober 2010, berusaha untuk menyelundupkan bahan peledak yang dikemas dalam cartridge printer di dalam kapal kargo yang menuju Amerika Serikat.
Dan kelompok-kelompok ini sekarang secara bersama-sama bekerja untuk memproduksi dan mengkreasikan desain baru bahan peledak non-logam. Hal ini membuat analis AS meyakini bahwa kelompok-kelompook jihad tersebut bekerja sama dengan Jabhah Nushrah mungkin untuk menargetkan pesawat yang terhubung dengan AS atau Eropa, ungkap sejumlah sumber kepada ABC News.
Data intel yang diperoleh oleh pemerintah AS belum menemukan target tertentu atau waktu tertentu. Tapi kelompok-kelompok jihad seperti Jabhah Nushrah dan AQAP saat ini bekerjasama dan saling memberi manfaat satu sama lain. AQAP mengajarkan keahlian mereka kepada Jabhah Nushrah dalam membuat bom, dan Jabhah Nushrah membantu AQAP mempersiapkan mujahidin asing berpaspor Amerika Serikat dan Eropa.
Saat dimintai keterangan, Departemen Keamanan Dalam Negeri atau Department of Homeland Security (DHS) AS secara resmi mengeluarkan pernyataan mereka dengan mengatakan, “DHS secara teratur memonitor intelijen yang memata-matai kelompok ‘teroris’ yang ingin menyakiti kita.”
“Pada saat ini, bagaimanapun, tidak ada indikasi spesifik atau kredibel mengenai plot aktif terhadap tanah air [AS],” kata pernyataan itu. “DHS terus memantau intelijen dan secara teratur mengevaluasi ulang aparat keamanan kami, mencakup sejumlah langkah yang terlihat maupun tak terlihat, agar mengetahui ancaman yang terus berkembang.”
Sementara itu, berbicara di Washington, pada Senin (23/6), Direktur FBI James Comey mengungkapkan ketakutan mereka terhadap kelompok-kelompok jihad yang beroperasi di Suriah.
“Kami menghabiskan sejumlah besar waktu dan usaha mencoba untuk mengidentifikasi mereka yang pergi [berjihad ke Suriah], jadi kami bisa tahu siapa mereka ketika mereka kembali,” ungkap Comey kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers. “Tantangan bagi kami adalah jika kami tidak mengetahui mereka telah pergi [ke Suriah]. … Warga Amerika melakukan perjalanan kembali ke Amerika Serikat, sebanyak ratusan ribu orang secara rutin setiap bulan. Jadi lebih sulit untuk memantau mereka seperti itu. “
(banan/arrahmah.com)