JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemberitaan adanya dukungan Duta Besar Palestina Fariz N. Mehdawi untuk calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, adalah hoax alais berita bohong. Berita tersebut ternyata tersiar hasil peretasan situs Antara. Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara langsung mengklarifikasi tidak pernah menyiarkan berita berjudul ‘Rakyat Palestina Doakan Jokowi’.
Pemimpin redaksi LKBN Antara Akhmad Kusaeni menjelaskan, pemberitaan tersebut pada awalnya keluar pada Ahad (22/6). Kemudian, berita tersebut dikutip oleh portal berita nasional sehingga menjadi bahan pembicaraan di media sosial.
Berita yang ditulis Agus Sutiyawan tersebut pun langsung dicek oleh Kusaeni. “Saya cek,you bikinberita seperti itu enggak. Dia jawab enggak,”ujar Kusaeni, seperti ditulis, Senin (23/6/2014).
Kusaeni kemudian meminta tim teknis Antara untuk mengecek berita tersebut. Berdasarkan penelusuran tim teknis, ujarnya, ada orang di luar Antara yang mencoba masuk ke sistem pemberitaan Antara dan menyelipkan berita itu. Kusaeni mengungkapkan, sang peretas pasti berasal dari luar Antara.
Dia menjelaskan, Antara memiliki sistem distribusi berita dengan sistem VSAT yang merupakan kepanjangan dari Very Small Aperture Terminal. Fungsi utama VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data, termasuk berita, lewat satelit.
Menurutnya, sistem tersebut dibangun oleh LKBN Antara sehingga kemungkinan untuk diretas hampir tidak ada. Untuk portal daerah, ujarnya, Antara menggunakan sistemwebdeskyang pertahanannya memang tidak sekuat VSAT.
Dia menjelaskan, kemungkinan sistem webdesk memang di-capture oleh seseorang saat wartawan Antara masih mengakses sistem tersebut. Kemudian, oknum itu meretas dengan menggunakan username dan password wartawan Antara itu.
Hanya, sistem tersebut saat ini tidak digunakan lagi oleh wartawan Antara. “Kalau wartawan Antara, pasti menggunakan VSAT. Habis dari VSAT baru masuk ke portal-portal,” ucapnya.
Oleh karena itu, Kusaeni menganggap berita tersebut bukan hasil kerja jurnalistik dari wartawan LKBN Antara. Kantor berita itu pun lantas menghapus berita itu. “Beritanya kitadelete. Kita anggap tidak ada karena memang bukan dibuat dan disiarkan wartawan Antara,” jelasnya. (azm/arrahmah.com)