TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Enam warga Palestina tewas akibat operasi militer “Israel” di Tepi Barat selama tiga hari terakhir saat operasi penangkapan skala besar memasuki minggu kedua di bawah kedok mencari 3 zionis yang hilang pada hari Kamis 12 Juni lalu, lapor AN Minggu (22/6/2014).
Mustafa Aslan (21) meninggal di kamp pengungsi Qalandia, selatan Ramallah, ketika memprotes operasi “Israel” dalam kamp pada Jum’at lalu (20/6). Pada hari yang sama, Mahmoud Dudeen (14) ditembak hingga wafat di Dura, sebuah kota Palestina di selatan Hebron.
Ahmad Khalid (35) ditembak mati pada Minggu shubuh (22/6) ketika dalam perjalanan untuk solat di masjid di kamp pengungsi Al-Ein di Nablus. Menurut saksi mata, tentara meminta Khalid untuk kembali pulang, tapi ia menolak dan bersikeras berjalan ke masjid. Pada titik ini, seorang prajurit mengarahkan senapannya padanya dan menembaknya beberapa kali dari jarak dekat.
Juga pada Minggu (22/6), seorang pemuda, Mahmoud Ismail Atallah, ditemukan tewas di atap sebuah gedung komersial yang berlawanan dengan gedung lain di mana penembak jitu Israel ditempatkan. Diyakini bahwa penembak jitu menembak Atallah, dan bahwa ia berdarah selama berjam-jam sebelum jasadnya ditemukan.
Seorang jurubicara militer Israel mengatakan bahwa militer masih “meninjau” insiden itu.
Sementara pada Sabtu (21/6), seorang pria tua meninggal karena serangan jantung akibat kaget saat penyergapan kasar dilakukan pasukan Israel, yang masuk ke rumahnya di desa Hares, sebelah utara Salfit. Para prajurit menolak untuk mengizinkan anggota keluarga untuk mengevakuasi dia ke rumah sakit.
Sakher Dorgham Zaamel Abu al-Hasan (17), meninggal pada Sabtu (21/6) setelah menginjak ranjau darat di utara Lembah Yordan saat ia menggembalakan domba di daerah al-Maleh.
Menurut sebuah wawancara dengan seorang perwira senior di militer “Israel”, yang dilakukan oleh Yahudi ultra-ortodoks portal berita Behadrei Haredim, mengatakan bahwa tentara menggunakan remaja yang hilang sebagai alasan untuk melaksanakan operasi terhadap Hamas. Selain itu, petugas mengungkapkan bahwa tentara memasuki desa-desa dan kamp-kamp pengungsi dengan tujuan untuk menciptakan provokasi yang akan menyebabkan warga Palestina melempar batu, setelah penembak jitu kemudian dapat menembak mereka.
Sedikitnya sembilan warga Palestina terluka di beberapa daerah di seluruh kabupaten dan bagian dari kota Nablus sendiri pada Jumat (20/6), Tepi Barat utara. Mayoritas dari mereka terluka terkena peluru baja berlapis karet.
Sementara, wartawan Samah Samahna, seorang reporter dari Ajyal Radio, terluka di mata ketika tentara memukulinya selama meliput berita di Nablus. Para prajurit memintanya untuk tidak menliput operasi militer di daerah tersebut.
Beberapa warga Palestina menderita luka serius, termasuk Mohammed Al Asmer (17) terluka di leher dan Ahmed Al Wazni (19) terluka di kaki. Keduanya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Dua belas orang Palestina ditangkap di distrik selatan Tepi Barat Hebron Sabtu pagi (21/6), saat pasukan Israel menyerang beberapa kota dan desa di daerah termasuk Sa’er, Yatta, Taffouh, Halhoul dan berbagai bagian kota Hebron.
Setidaknya sepuluh warga Palestina terkena peluru baja berlapis karet di desa Hebron-daerah Al Bera pada Jumat (20/6), ketika tentara memasuki daerah itu dan melakukan pencarian dari rumah ke rumah. (adibahasan/arrahmah.com)