ANBAR (Arrahmah.com) – Saksi-saksi mata dari kota Al-Qaim di propinsi Anbar, wilayah perbatasan Irak – Suriah, mengatakan para pejuang bersenjata berhasil menguasai beberapa desa dalam wilayah kota tersebut beberapa jam setelah para pejuang menguasai kota Tal Afar, Al-Jazeera melaporkan.
Mujahidin dari kelompok ISIS, kelompok-kelompok jihad lainnya dan mujahidin dari suku-suku muslim telah menguasai kota Tal Afar pada Ahad malam (15/6/2014). Mujahidin menguasai kota tersebut setelah pecah pertempuran sengit dengan pasukan Syiah Irak dan milisi-milisi loyalisnya sejak hari Sabtu.
Di pihak Syiah Irak, lebih dari 8000 pemuda Syiah telah mendaftarkan diri untuk bergabung dalam perang melawan mujahidin muslim Ahlus Sunnah yang telah menguasai beberapa kota. Husainiyah (rumah ibadah agama Syiah) dan Hauzah (sekolah agamas Syiah) telah beralih fungsi menjadi pusat mobilisasi dan militerisasi para pemuda Syiah. “Fatwa” untuk bergabung dalam militer dan memerangi Ahlus Sunnah telah dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi agama Syiah Irak, Ali As-Sistani beberapa hari sebelumnya.
Al-Jazeera juga melaporkan kapal induk AS telah memasuki Teluk Persia pada hari Senin (16/6/2014) dan membawa sedikitnya 500 tentara marinir AS. Sebelumnya Menteri Pertahanan AS telah menginformasikan kemungkinan intervensi militer AS di Irak.
Sumber-sumber di kota Tal Afar, Mosul barat mengatakan mujahidin dan pejuang suku-suku muslim mengokohkan sepenuhnya penguasaan mereka atas kota itu pada Senin malam. Hal itu setelah pasukan rezim Syiah Irak dan milisi Syiah Ashaibu “Ahlil Haqq” mengundurkan diri dari kota tersebut.
Sumber-sumber itu menambahkan bahwa kota Tal Afar menyaksikan pengungsian massal. Sekitar 1000 keluarga Syiah di kota itu memilih untuk mengungsi ke wilayah lain. Para pejuang suku muslim menemukan jenazah 70 tahanan muslim yang dieksekusi mati oleh pasukan rezim Syiah Irak sebelum mereka mengundurkan diri dalam kota itu.
Mayoritas penduduk kota Tal Afar adalah suku bangsa Turkman yang beragama Syiah Imamiyah. Tal Afar adalah kota “Syiah” pertama di Irak yang dikuasai oleh kelompok-kelompok jihad dan mujahidin suku-suku muslim Ahlus Sunnah.
Dari kota Tikrit para aktivis merilis foto-foto suasana markas Batalion IV Infantri yang telah dikuasai oleh mujahidin Sunni setelah ditinggalkan oleh pasukan rezim Syiah Irak.
(muhib al majdi/arrahmah.com)