GAZACITY (Arrahmah.com) – ”Alhamdulillah, Graha Tahfidz Daarul Qur’an Gaza Palestina sudah selesai pembangunannya. Insya Allah dalam waktu dekat sudah dapat digunakan oleh anak-anak Gaza untuk menghafal Alqur’an, memperdalam tajwid dan tahsin, mengkaji kandungan Qur’an, menghafal Hadits, dan belajar kisah-kisah Anbiya,” demikian tutur Abdillah Onim melalui surat elektronik pada Selasa, 10 Juni lalu.
Koordintor Graha Tahfidz Daqu Gaza itu menyebutkan, akhir pekerjaan pembangunan Graha Tahfidz Daqu Gaza berupa pemasangan pintu besi utama sebagai gerbang masuk Graha, jendela alumunium di seluruh bangunan, teralis, pemasangan pintu markaz untuk wanita serta pengecetan plang permanen.
Dengan demikian, pembangunan Graha Tahfidz Daqu membutuhkan waktu 10 bulan sejak peletakan batu pertama pada akhir bulan September 2013. ”Awalnya, tim insinyur dan kontraktor lokal memperkirakan pembangunannya membutuhkan waktu paling lama 2 bulan,” ungkap Onim. Namun lantaran krisis Gaza yang menyebabkan kelangkaan bahan bangunan serta logistik, pembangunan jadi molor sampai sepuluh bulan.
Graha Tahfidz Daqu Gaza berdiri di atas lahan seluas 260 meter persegi, tampak indah dengan design kombinasi style Timur Tengah dan Eropa serta aroma Indonesia. Gedung tiga lantai ini memiliki pintu masuk dan ruangan terpisah antara kaum pria dan wanita.
Ruang utama di lantai untuk kelas menghafal Qur’an yang terdiri 2 ruangan terpisah bagi pria dan wanita dengan kapasitas lebih dari 140 anak usia 5 hingga 20 tahun.
Mereka dididik oleh Hafidz dan Hafidzah setempat yang berkompeten di bidang kajian Alqur’an serta Hadist, yang berusia 24 hingga 30 tahun.
”Nantinya akan ada pelajaran berupa materi Tarbiyah Islam, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia,” kata Abdillah Onim.
Graha Tahfidz Daarul Qur’an yang dibangun dari sedekah Bangsa Indonesia, insya Allah akan diresmikan penggunaannya oleh Ustadz Yusuf Mansur.
Warga Gaza gembira menyambut kehadiran Graha Tahfidz Daarul Qur’an Gaza. ”Kami sangat senang dengan kehadiran Graha Tahfidz Daarul Qur’an di Gaza Utara ini,” kata Syeikh Omar Hammudah, sesepuh (mokhtar) masyarakat Jabalia, Gaza Utara, seperti dikutip Abdillah Onim. Sebagai ungkapan terima kasih kepada donatur PPPA Daarul Qur’an, Syeikh Omar menamai jalan di depan Graha dengan ”Jl Raya Indonesia”.
Syeikh Fuad Ied Abu Mahmud, Khatib Masjid Siddiq dan mantan anggota parlemen di era Yasser Arafat, berharap Graha Tahfidz Daqu bisa hadir di seluruh wilayah Gaza, tidak hanya di Jabalia.
”Di Gaza ini ada ratusan Markaz Tahfidz, namun para pengajarnya kebanyakan bukan tenaga tetap melainkan relawan. Semoga Graha Tahfidz Daarul Qur’an dapat menggalang kafalah (honor) buat mereka itu,” tutur Syeikh Fuad.
Kepada Abdillah Onim, ia juga berharap agar PPPA Daarul Qur’an menghadirkan Klinik Sehat Daqu di Jabalia City. ”Sehingga kalau ibu-ibu mau melahirkan, tidakperlu jauh-jauh harus ke Gaza City,” katanya. (azm/arrahmah.com)