SAMIRA (Arrahmah.com) – Para saksi mata di kota Samira, utara Baghdad, mengatakan bahwa pasukan “anti teror” Irak, atau terkenal dengan nama SWAT, pada Jum’at (6/6/2014) membunuh delapan warga sipil muslim setelah melakukan penggeledahan dan penangkapan secara luas di kota tersebut, Al-Jazeera melaporkan.
Pasukan “anti teror” SWAT melakukan kebiadaban tersebut setelah rezim Syiah Nouri Al-Maliki mengerahkan operasi militer besar-besaran di kota Samira pada hari Kamis (5/6/2014). Sejumlah pesawat tempur dan helikopter tempur didukung pasukan tank dan artileri berat tentara Rafidhah berhasil memukul mundur “kelompok bersenjata” yang merebut beberapa desa di kota Samira.
Para saksi mata mengatakan pasukan SWAT melakukan penggerebekan dan penggeledahan rumah-rumah penduduk desa Afraz, kota Samira pada hari Jum’at. Mereka menggelandang delapan warga sipil dari rumah mereka dan kemudian menembak mati mereka di jalan raya.
Sumber-sumber di Samira mengatakan kepada Al-Jazeera bahwa pasukan rezim Nouri Al-Maliki meledakkan gedung Wakaf Sunni Samira dan membakar gudang milik lembaga Islam tersebut. Selain itu pasukan Rafidhah Irak juga membakar Madrasah Al-Mu’tashim di kota tersebut.
“Penggeledahan masih terus berlangsung sampai saat ini, terhadap rumah-rumah penduduk, asrama mahasiswa dan masjid-masjid. Tentara juga merampas emas dan barang-barang berharga lainnya saat melakukan penggeledahan,” kata saksi mata.
Sementara itu sumber medis di kota Samira menyatakan telah menerima tiga korban luka, semuanya anak-anak, akibat tembakan membabi buta pasukan SWAT terhadap warga sipil.
Salah seorang anggota Lembaga Fiqih Ulama Senior Samira, Syaikh Muhammad Thaha Hamdun As-Samirai, mengecam keras pembunuhan warga sipil di jalanan raya oleh pasukan SWAT. Ia menuntut diadakan penyidikan atas kejahatan militer tersebut. Ia memperingatkan pemerintah bahwa kejadian itu akan meledakkan kekacauan lebih luas dalam kota Samira.
(muhib al majdi/arrahmah.com)