RIYADH (Arrahmah.com) – Pemerintah Saudi telah melarang penjualan buku yang ditulis oleh dua pemikir terkemuka Teluk yang dikenal bersimpati kepada Ikhwanul Muslimin, organisasi yang dilarang di Arab Saudi, sebagaimana dilansir oleh Gulf News, (2/6/2014).
Hussein al-Ghamdi, manager sebuh toko buku di Jeddah, mengatakan kepada surat kabar Saudi yang berbasis di London, Al-Hayat Daily, bahwa mereka telah menerima surat edaran dari Komite untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, untuk mencabut publikasi buku-buku yang ditulis oleh ulama Arab Salman Al Odah dan ulama Kuwaiti Tariq Al Suwaidan dengan segera.
Al-Ghamdi mengatakan bahwa polisi agama memintanya untuk tidak menjual buku-buku itu karena berisi “informasi sesat dan salah,” tapi ternyata setelah diperiksa tidak ada yang salah dengan buku-buku dan ia pun menyuruh untuk meletakkan kembali di rak penjualan buku. “Kadang-kadang larangan tersebut bisa saja salah,” katanya.
Al-Ghamdi juga mengatakan bahwa buku-buku Odah dan Suwaidan cukup terkenal dan menjadi best seller.
Odah dan Suwaidan sangat populer terutama di kawasan Teluk. Di Twitter, Odah memiliki lebih dari 4,7 juta pengikut, sementara Suwaidan memiliki hampir 3 juta.
Pada bulan Maret, Arab Saudi telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok “teroris”.
Suwaidan dipecat dari stasiun TV Islam al-Risalah Agustus lalu setelah mengakui bahwa ia adalah anggota Ikhwanul Muslimin.
Al-Risalah adalah stasiun TV milik miliarder Saudi, Pangeran Waleed al-Bin Talal, dari Arab Saudi. Pangeran Waleed mengatakan bahwa stasiun TV-nya tidak memiliki tempat bagi anggota Ikhwanul Muslimin.
(ameera/arrahmah.com)