NASHVILLE (Arrahmah.com) – Selama bertahun-tahun, penentang Pusat Islam Murfreesboro bersumpah untuk melakukan perlawanan hukum mereka untuk menutup masjid sampai ke Mahkamah Agung AS.
Laga tersebut berakhir Senin (2/6/2014), ketika pengadilan tertinggi negara menolak untuk mendengar kasus mereka, dilansir RNS.
Konflik empat tahun atas pembangunan masjid, yang dibuka pada tahun 2012, membawa perhatian nasional terhadap kota yang dijuluki Sabuk Alkitab ini, berpopulasi 112.000 jiwa, sekitar 30 km sebelah selatan dari Nashville .
Ratusan demonstran berbaris dalam protes setelah para pejabat Rutherford menyetujui rencana pembangunan masjid pada tahun 2010. Televangelist Pat Robertson melabeli Islamic Center itu sebagai sebuah “mega Masjid” dan mengklaim Muslim sedang mengambil alih Murfreesboro. Pernyataan Robertson mendorong seorang warga menjadi sangat marah dan membakar peralatan konstruksi di lokasi bangunan di tahun yang sama.
Pembenci masjid akhirnya mengajukan gugatan terhadap Rutherford County, berusaha untuk memblokir pembangunan tempat ibadah itu.
Awalnya, pertikaian ini dikabarkan terpicu oleh kurangnya sosialisasi kepada publik oleh pemerintah Tennessee saat menyetujui pembangunan masjid, dan ini dianggap melanggar norma di masyarakat. Itu adalah keputusan sepihak, karena tidak melibatkan suara masyarakat. Pemusuh Masjid mengklaim pejabat setempat gagal memberikan pemberitahuan yang memadai tentang sebuah pertemuan di mana rencana pembangunan Masjid telah disetujui.
Namun, sebuah gerakan anti-Muslim terlanjur berkembang di Tennessee dan memicu pertikaian. Pemusuh Masjid menegaskan bahwa jaminan kebebasan beragama dalam “Amandemen Pertama” tidak berlaku untuk masjid. Di pengadilan, Joe Brandon Jr., pengacara pemusuh masjid, mengatakan bahwa Islam bukanlah agama, dan ia berpendapat bahwa masjid merupakan ancaman bagi masyarakat.
Mulanya, seorang hakim setempat memutuskan mendukung pemusuh masjid dan memerintahkan penghentian pembangunan masjid. Tapi pengadilan federal dengan cepat membatalkan keputusan itu, membuka jalan bagi masjid dibuka tahun 2012. Sebuah banding diajukan pengadilan negara kemudian membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah.
Muslim setempat, banyak di antaranya telah beribadah di tengah masyarakat Tennessee selama bertahun-tahun, berbulat ttekad untuk mempertahankan iman mereka dan status mereka sebagai warga negara Amerika di persidangan.
Ini adalah proses yang sulit, kata Saleh Sbenaty, seorang profesor perguruan tinggi dan anggota lama dari Islamic Center.
Anggota Islamic Center mendapatkan bantuan dalam kelompok-kelompok agama lokal (non-Muslim) dan para pemimpin lokal lainnya yang bersatu untuk mendukung mereka. Lebih dari 100 pemimpin agama setempat menandatangani surat mendukung masjid.
Sbenaty mengatakan keyakinannya terhadap sistem peradilan Amerika tidak pernah goyah.
“Inilah hari kemenangan Konstitusi,” katanya. “Ini menunjukkan bahwa Konstitusi menjunjung tinggi hak-hak mereka yang minoritas.”
Remziya Suleyman, direktur kebijakan dan administrasi untuk American Center Nashville berbasis di Outreach, mengatakan bahwa banyak hal baik datang dari konflik atas masjid ini. Alhamdulillah, Muslim lokal kini menjadi lebih terlibat dalam masyarakat, katanya, dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok agama lokal lainnya. Mereka juga sudah mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat luas.
Meski demikian, dia menyesalkan bahwa county harus menghabiskan lebih dari $ 340.000 dalam biaya hukum guna melawan gugatan. Suleyman lega dan bersyukur bahwa gugatan tersebut akhirnya telah berujung.
“Jelas, cukup sudah,” katanya.
Memiliki gedung baru merupakan anugerah bagi anggota Islamic Center.
Selama bertahun-tahun, para jama’ah sholat beribadah di sebuah taman industri di kawasan perkantoran, di mana ruangannya sempit dan tempat parkir pun terbatas.
Saat ini layanan doa mingguan menarik sebanyak 600 orang, dan ada banyak ruang untuk semua kegiatan Muslim Murfreesboro.
“Ini adalah rumah kita sekarang,” kata Sbenaty.
Imam Ossama Bahloul mengatakan fasilitas baru, seperti taman bermain, memberikan masyarakat lebih banyak ruang untuk beribadah dan mengundang tamu. Islamic Center ini menjadi tuan rumah kunjungan dari sejumlah kelompok gereja dan sinagog di Nashville.
Dia mengatakan bahwa jama’ah selalu memiliki keyakinan bahwa hukum ada di pihak mereka.
“Kami percaya akan Konstitusi dan kami mengikuti aturan negara,” katanya. “Sekarang saatnya untuk menempatkan semua ini di belakang kami (menjadi sejarah).”
Tentu pemusuh masjid belum menyerah sepenuhnya. Sekelompok pemusuh mengajukan gugatan baru untuk memblokir Muslim lokal dari membangun komplek pekuburan Muslim di dekat masjid.
Menurut Daily News Journal di Murfreesboro, keputusan atas gugatan pemakaman diharapkan terbit pada pertengahan Juni. Allahu Akbar! (adibahasan/arrahmah.com)