DAMASKUS (Arrahmah.com) – Kantor berita Himam pada hari Ahad (1/6/2014) melakukan liputan lapangan terhadap Rumah Sakit yang didirikan Jabhah Nushrah di distrik Ghautah timur. Rumah sakit itu memberikan pelayanan kesehatan kepada mujahidin di propinsi pinggiran Damaskus secara gratis.
Dalam wawancara dengan wartawan Himam direktur Rumah Sakit Jabhah Nushrah menyatakan ide pendirian rumah sakit tersebut berawal dari semakin gencarnya pertempuran di distrik Ghautah timur sejak setahun yang lalu. Jumlah mujahidin yang mengalami cedera dalam pertempuran semakin meningkat. Ribuan korban cedera dari pihak mujahidin dan masyarakat membuat rumah sakit yang ada tidak mampu menampungnya.
Saat itu perawatan di rumah sakit terpaksa digilir, dimana setiap pasien hanya boleh dirawat 2 – 3 hari. Setelah itu pasien harus dikeluarkan dari rumah sakit, walaupun belum sembuh dan masih memerlukan perawatan intensif. Padahal luka berat akibat pertempuran terkadang memerlukan perawatan sampai 4 bulan. Selain itu banyak mujahidin dari luar Suriah [muhajirin] yang cedera dan tidak memiliki rumah yang bisa menampung mereka saat mereka dikeluarkan oleh rumah sakit. Hal inilah yang mendorong Jabhah Nushrah untuk mendirikan rumah sakit sendiri sebagai tempat perawatan yang memadai bagi mujahidin.
Rumah sakit Jabhah Nushrah menyediakan dokter-dokter umum dan dokter-dokter bedah, peralatan medis dan obat-obatan. Makanan dan pakaian bagi mujahidin yang dirawat sepenuhnya ditanggung oleh rumah sakit Jabhah Nushrah. Demikian juga kebutuhan hidup keluarga yang berkunjung dan menunggui pasien, jika mereka adalah muhajirin.
Di tengah suasana perang sengit yang masih berkecamuk, rumah sakit Jabhah Nushrah menemui banyak kendala. Direktur rumah sakit menyatakan kendala terbesar adalah sulitnya menyediakan sejumlah obat dan peralatan medis tertentu. Hal itu karena selama enam bulan terakhir pasukan rezim Nushairiyah dan milisi-milisi Syiah mengepung distrik Ghautah timur secara ketat. Pengepungan itu disertai dengan bombardir massif dari darat dan udara.
“Saat ini menyediakan obat-obatan baru nyaris mustahil akibat ketatnya pengepungan. Demikian pula penyediaan alat-alat medis sangat sulit,” kata direktur rumah sakit.
Wartawan Himam kemudian mengunjungi dan mewancarai sejumlah mujahidin yang dirawat secara intensif di rumah sakit tersebut. Mereka menceritakan kronologi cedera yang mereka alami dan proses perawatan medis yang mereka jalani.
Para komandan dan ulama Jabhah Nushrah memiliki jadwal untuk mengunjungi rumah sakit ini. Mereka biasa memberikan taushiyah untuk menjaga semangat jihad mujahidin yang cedera. Pihak rumah sakit juga memutarkan video-video operasi jihad Jabhah Nushrah bagi para mujahidin yang terbaring di rumah sakit ini.
Di akhir wawancara direktur rumah sakit menyerukan kepada segenap mujahidin dengan segala profesi mereka untuk mendukung mujahidin di Suriah. Dukungan tidaklah terbatas dengan memanggul senjata. Jihad di Suriah juga memerlukan sumbangsih tenaga para perawat, dokter umum dan dokter bedah. Para dermawan juga wajib menyumbangkan harta mereka dalam proyek penyediaan obat-obatan dan peralatan medis bagi mujahidin.
(muhib al majdi/arrahmah.com)