AL-QUDS (Arrahmah.com) – Otoritas pendudukan “Israel” akan melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan sinagog “Permata Israel” di bagian barat jantung Kota Lama Al-Quds sekitar 200 meter dari Masjid Al-Aqsha, menurut Yayasan wakaf Al-aqsha pada Selasa (27/5/2014).
Sebuah perayaan khusus yang akan dihadiri sejumlah tokoh agama Yahudi dan politisi Zionis termasuk Neir Barqot akan diadakan di daerah Palestina yang diduduki Al-Quds.
Pemerintah Zionis yang akan membiayai pembangunan sinagog dengan taksiran dana senilai 50 juta shekel bersumber dari anggaran cadangan. Peletakan batu pertamanya telah dilakukan Rabu (28/5) bertepatan dengan hari “Hari Jerusalem”, sumber menambahkan.
Yayasan Wakaf Al-Aqsha mengatakan, penjajah “Israel” ingin mendirikan bangunan tinggi pusat yahudi di sekitar Al-Aqsha guna membuat saru lokasi historis Al-Aqsha sebagai bagian dari Isra Mi’raj Rasululloh shalallahu ‘alaihi wassalaam. Dengan demikian terdapat kesan bahwa Kota Lama adalah kota yahudi, sekaligus sebagai simbol kebudayaan dan sentral yahudi di Al-Quds. Disamping itu dengan adanya bangunan tersebut, Zionis dapat memata-matai pergerakan kaum muslimin di Al-aqsha secara umum dengan lebih saksama, tanpa hambatan.
“Israel” membantah akan membangun sinagog baru di wilayah wakaf kaum Muslimin. Mereka berdalih hanya ingin memperbaiki bangunan sinagog Tafirat Tesrail yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan data pembangunan yang beredar, luas tanah yang akan dibangun ini sekitar 378 meter persegi dengan bangunan 275 meter dan 103 meter untuk taman umum. Sementara luas total tanah bangunan dan tanah serta serambinya mencapai 1400 meter, 510% dari luas bangunanya. Gedung sinagognya sendiri akan terdiri dari enam tingkat. Empat tingkat merupakan gerbang utama ke atas dan dua tingkat ke bawahnya. Tinggi gedung mencapai 23 meter yang akan ditempatkan di atasnya sebuah kubah besar. Bentuk gedung diusahakan mirip dengan bentuk haikal pertama dan kedua, sisa peninggalan yahudi.
Disamping itu, gedung ini akan dilengkapi dengan ruang pameran peninggalan, toilet umum, tempat pemandian agama, ruang belajar, perpustakaan dan pemandangan kaca di tingkat paling atas.
Detik demi detik, “Israel” berusaha mempercepat pembangunan gedung ini agar segera mengklaim situs Taurat dan ikon Talmud di wilayah ini, meski harus menghancurkan sejumlah peninggalan Islam di sekitar Al-Aqsha. Zionis durjana melakukan aneka cara untuk memutarbalikkan sejarah, kebudayaan, dan peninggalan Islam guna menghidupkan kembali legenda Talmud.
Sinagog “Permata Israel” merupakan bangunan ketiga yang dibangun Zionis dalam beberapa tahun terakhir, menyusul Kamp Ishaq di Wadi Kharab yang letaknya tak jauh dari sinagog tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)