Oleh Ustadz Abu Muhammad Jibriel Ar.
(Arrahmah.com) – Ikhwani wa akhawati fillah. Assalamualikum Warahmatullah Wabarakatuh…
Di antara tugas utama orang yang beriman ialah, memelihara dan menjaga hatinya dari penyakit-penyakit dan membersihkannya dari segala kotoran dan karat-karat yang menjadikannya gelap tidak bercahaya.
Karena hati merupakan organ terpenting dari tubuh manusia, maka kita wajib menjaganya dengan sebaik-baiknya karena di dalamnya bersemayam iman dan taqwa, mahabbah dan ridha, khauf dan rajaa (rasa takut dan harap) kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ [رواه البخاري ومسلم]
Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.
(HR. Bukhari dan Muslim dari An-Nu’man bin Basyir)
Imam Nawawi dalam kitab At Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an (hal. 87) menjelaskan cara mengobati hati yang sakit, yang sedih dan yang gelisah.
Ibrahim Al Khawash berkata, obat hati itu ada lima:
- Membaca Al Qur’an dan tadabbur (merenungkannya)
- Rajin mengosongkan perut (dengan gemar berpuasa)
- Mendirikan shalat malam (shalat tahajjud)
- Merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir) di akhir malam (waktu sahur)
- Bermajelis (bergaul) dengan orang-orang shalih.
Wallahu a’lam bish shawab.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh…
Source: https://www.facebook.com/ust.abu.jibriel
(Ukasyah/arrahmah.com)