LONDON (Arrahmah.com) – Untuk kedua kalinya dalam beberapa hari, sebuah masjid di London Timur telah mengalami serangan dari kelompok ekstrimis sayap kanan yang menginvasi masjid-masjid, membagi-bagikan Alkitab dan leaflet sebagai bagian dari apa yang mereka sebut “patroli Kristen”.
Anggota Britain First telah menargetkan Masjid London Timur di Whitechapel, di mana mereka diduga telah membagikan Alkitab dan selebaran tentang ‘ekstrimisme’, lansir London Evening Standard, Selasa (20/5/2014).
Geng yang terdiri dari empat orang itu juga telah memasuki masjid dengan memakai sepatu, sebuah tindakan yang dianggap tidak sopan oleh para pemimpin agama.
Sebuah posting di halaman Facebook grup tersebut tertulis: aktivis “Pasukan Pertahanan Britain First baru saja menyerbu Masjid London Timur.”
“Kaum Muslim telah menuntut para aktivis kami ditangkap. Banyak Alkitab dari Militer Inggris yang diberikan kepada para jamaah.”
Tapi staf di masjid menceritakan bahwa mereka mencoba untuk mempersingkat “invasi” mereka ketika menyadari bahwa ada seorang petugas polisi yang berhenti di samping mobil mereka.
Staf masjid, Salman Farsi mengatakan: “Mereka muncul di sekitar pukul 12.35, sekitar empat orang yang datang dan mulai merekam.”
“Mereka memakai sepatu dan menginjak di atas karpet. Mereka mencoba untuk bertemu Imam.”
“Mereka parkir di jalur zig-zag di samping lampu lalu lintas, dan dikatakan kepada mereka bahwa mereka harus mengambil tiket parkir. Ketika mereka terlihat akan mengambil tiket, mereka kemudian pergi dengan cepat dan melintasi lampu mereka. Sepertinya mereka tidak peduli dengan peraturan lalu lintas,” jelas Salman Farsi.
Dia juga menambahkan, “jelas kita marah dengan cara di mana mereka datang ke masjid dan tidak menghargainya sebagai tempat ibadah.”
Menurut perwakilan dari Britain First, sebuah cabang dari partai Nasional Inggris yang ikut bersaing di pemilihan lokal dan Eropa bulan ini, kunjungan mereka ke masjid-masjid adalah bagian dari kampanye “perang salib Kristen” melawan Islam, lansir Onislam.
Serangan-serangan tersebut yang menargetkan masjid di London, Bradford dan Glasgow, telah menimbulkan keprihatinan atas keselamatan warga Muslim jika “patroli Kristen” tersebut terus berlanjut.
Polisi Metropolitan mengatakan bahwa tidak ada penangkapan dalam insiden baru-baru ini.
“Petugas patroli di Whitechapel Road, E1 menyaksikan sekelompok orang yang terdiri dari tiga pria dan seorang wanita berjalan ke Masjid London Timur pada hari Senin 19 Mei,” kata juru bicara Kepolisian Metropolitan.
“Kelompok ini membagi-bagikan beberapa selebaran di masjid sebelum pergi dengan kendaraan mereka. Selebaran tersebut sejak saat itu telah disita oleh polisi dan diterbitkan oleh Britain First.”
Serangan-serangan tersebut bukan yang pertama kalinya yang dilakukan kelompok ini sehingga menimbulkan kontroversi seputar Britain First.
Britain First didirikan sebagai partai politik pada tahun 2011. Anggota senior kelompok tersebut telah menggambarkan kelompoknya sebagai “organisasi pembela jalanan” menentang ekstrimisme.
Mereka mengklaim menentang ekstrimisme padahal apa yang mereka lakukan menunjukkan sikap yang ekstrim dan menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.
(ameera/arrahmah.com)