Makan buah dan sayur sangat bermanfaat bagi kesehatan, khususnya bagi anak-anak. Tapi ini bukan hal yang mudah dituruti oleh anak-anak. Tapi para peneliti kini punya tips yang bisa Anda ikuti.
Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan lima porsi buah dan sayur setiap hari. Tapi hasil penelitian University College London menunjukkan, lima kali sehari tidaklah cukup. Manusia setidaknya harus mengkonsumsi tujuh porsi buah dan sayur.
Mereka menganalisa studi kesehatan dari Inggris. Konsumsi sayur dan buah mengurangi resiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan sirkulasi, serta stroke. Tapi realistiskah menuntut seseorang untuk makan buah dan sayur tujuh kali dalam sehari? Bagaimana dengan anak-anak yang sulit untuk diharuskan makan sayur?
“Anak-anak berusia antara empat dan enam tahun harus makan sekitar 200 gram sayur dan 200 gram buah”, jelas Antje Dahl dari lembaga pangan Jerman (DGE). Tapi para orang tua tahu, ini bukan tuntutan yang mudah. Argumen, bahwa sayur itu sehat tidak cukup bagi anak berumur empat tahun. Mereka tetap lebih memilih makanan berpengawet atau cemilan manis.
“Sayur kandungan energinya sedikit. Anak-anak belajar menyukai bahan pangan kaya energi, karena mereka membutuhkan energi untuk tumbuh”, jelas Sylvie Issanchou. Lagipula beberapa jenis sayur rasanya pahit. Issanchou adalah koordinator proyek HabEat, proyek penelitian sebelas institut riset dari enam negara Eropa.
Para ilmuwan meneliti cara “membujuk” anak usia enam bulan hingga enam tahun agar mau makan sayur:
-
Coba haluskan sayuran dan masukkan ke dalam menu masakan sehari-hari. Anak tidak akan menyadari bahwa ada sayuran di dalamnya namun akan tetap lahap memakannya.
-
Memberi nama lucu. Sebuah penelitian pernah membuktikan bahwa memberi nama yang lucu pada menu masakan bisa membuat Anda tertarik makan sayur. Jadi berusahalah untuk menciptakan kreasi nama lucu pada menu masakan berbasis sayuran.
-
Menjadikannya kue. Sama seperti metode menghaluskan, mengolah sayuran menjadi kreasi kue juga termasuk cara mudah membujuk anak agar mau memakannya.
-
Sesekali minta anak memilih buah atau sayuran yang akan dihidangkan hari ini di rumah dan bagaimana cara menghidangkannya.
-
Jadikan sayuran dan buah makanan yang menyenangkan. Misalnya, jadikan sayuran untuk menghias roti atau telur dadar menyerupai wajah lucu.
Harus terus mencoba
Orangtua harus keras kepala, kata Issanchou. Anak harus terus-menerus disajikan sayur saat makan, “walau reaksi bayi tidak langsung positif.” Penting untuk sabar, khususnya jika anak berusia antara 18 bulan dan dua tahun. Di usia ini, biasanya anak menolak semua makanan, bahkan yang sudah ia kenal sebelumnya.
“Ini fase yang normal dalam pertumbuhan”, ujar Issanchou. “Orangtua harus menunggu dan terus mencoba.” Tapi sangat penting untuk tidak memaksa anak memakan sayur, tegasnya. Juga tidaklah perlu, bagi anak untuk mau menyantap semua jenis sayuran. Manusia berbeda-beda reaksinya terhadap rasa dan bau. “Jika anak tidak menyukai satu sayur tertentu, tidak apa-apa. Berikan saja kepadanya sayur yang lain”, saran Issanchou.
Menurut peneliti HabEat, penting agar anak terus mencoba jenis sayur baru yang belum ia kenal. “Anak juga bisa bosan jika makan yang itu-itu saja”, kata Issanchou. Kalau pilihan di pasar atau supermarket terbatas, bisa juga bervariasi dengan memberikannya secara mentah, atau memasaknya dengan cara berbeda. “Orangtua bisa menghaluskan sayur dan menyembunyikannya pada saus atau jenis masakan tertentu”, tambah Antje Dahl dari DGE. Bisa juga membuat sate sayuran.
(ameera/dw.de/arrahmah.com)