JAKARTA (Arrahmah.com) – Indonesia adalah ”surga” kaum pedofil (lelaki dewasa pemerkosa anak-anak). Menurut Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI), negeri ini memiliki wabah pedofilia tertinggi di Asia. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melansir, setiap tahun sekitar 400 anak Indonesia menjadi mangsa pedofil. Sepanjang tahun 2014 ini saja, sudah terjadi lebih 500 kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Dengan data sangat mengerikan itu, KPAI menetapkan status Darurat Perlindungan Anak Indonesia. Presiden SBY pun belum lama ini membahasnya secara khusus dalam rapat kabinet terbatas, dan konon akan menerbitkan Inpres sebagai instrumen hukum kedaruratan tersebut.
LAZIS Dewan Dakwah tak ketinggalan ambil bagian dalam menanggulangi darurat nasional itu. Dengan tema Selamatkan Anak Indonesia dengan Dakwah, lembaga ini menggelar roadshow edukasi mengantisipasi pedofilia.
Menurut Direktur Eksekutif LAZIS Dewan Dakwah, H Ade Salamun, roadshow tersebut ditujukan kepada segenap stakeholder lembaga pendidikan Islam. ”Kami mengedukasi anak-anak, orangtua, dan masyarakat sekitar Taman Pendidikan Alquran serta sekolah Islam, agar mereka berperan bersama dalam mengantisipasi pedofilia,” tutur Ade.
Pada pekan pertama Mei 2014, edukasi berlangsung di lingkungan TPA Al Azmy Gunungsindur, Bogor. Dimulai dengan pembekalan terhadap para guru, kemudian majlis taklim kaum ibu, majlis taklim kaum bapak, lalu majlis santri. Total jumlah peserta edukasi sekitar 300 orang.
Materi edukasi meliputi data dan fakta pedofilia di Tanah Air, bahaya wabah pedofilia, dan jurus-jurus pencegahan serta penanggulangan pedofilia menurut ajaran Islam.
Dalam edukasi kepada 80 santri TPQ dan Rumah Tahfidz Al Azmy, Sabtu, 10 Mei lalu, tampil Ustadzah Zumrotin Misbah dan Suminah sebagai pembicara.
Dalam petuahnya, Ustadzah Zumrotin yang alumnus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, mengajak anak-anak untuk meneguhi iman dan syariat Islam. ”Dengan berpegang teguh kepada Qur’an dan Hadits, insya Allah kita selamat dunia-akhirat,” katanya.
Pada sesi berikutnya, guru Homeschooling Khoiru Ummah Pamulang Ustadzah Suminah menjelaskan fenomena maraknya pedofilia di Indonesia. Dalam bahasa anak-anak, ia terangkan makna pedofilia sebagai sebuah penyimpangan dan kejahatan.
Sebagian santri yang hobby nonton televisi dan masih suka main ke warnet, ternyata lebih cepat nyambung dengan pemaparan Ustadzah tentang kasus Emon. Namun, mereka mengaku baru tahu maksudnya setelah dijelaskan melalui acara ini.
Ustadzah Suminah lalu memberi tips mencegah pedofilia. ”Kita harus menutup aurat, baik kepada lawan jenis maupun sesama jenis. Kepada orangtua atau saudara kandung di rumah sekalipun, kita harus menutup aurat vital,” katanya sambil menjelaskan kembali batas aurat laki-laki dan wanita.
Ustadzah mengingatkan, jika santri main futsal, aurat juga tetap dilindungi. ”Kenakan seragam olahraga yang sesuai dengan adab Islam,” tandasnya.
Walaupun dengan saudara atau teman sejenis, lanjut Ustadzah, tidak boleh berduaan dalam satu selimut. Kemudian, waspada terhadap orang yang tak dikenal, baik saat ketemu di alam nyata maupun di dunia maya (media sosial) seperti di facebook. ”Kalau main facebook, jangan asal banyak teman dan jangan menuruti ajakan orang tak dikenal misalnya yang mengaku sebagai dokter,” imbuh Ustadzah Suminah.
Dia juga mengajak anak-anak untuk menghindari tontonan artis-artis berlagak bencong. ”Berlagak bencong itu haram, baik dalam busana, tata rias, suara, maupun gerakan,” urainya. ”Laki-laki bencong itu tidak lucu, tapi bahaya, harus dihindari,” ia menandaskan.
Edukasi berakhir dengan games dan diskusi berhadiah.
Ketua Umum Dewan Dakwah KH Syuhada Bahri mengajak masyarakat untuk mendukung program Selamatkan Anak Indonesia dengan Dakwah melalui roadshow edukasi mengantisipasi pedofilia. (azm/izdihar hasna/nurbowo/arrahmah.com)