ISRAEL (Arrahmah.com) – Pada tanggal 6 Mei, Israel merayakan “hari kemerdekaan” mereka yang mereka tetapkan menurut kalender lunar Yahudi.
Yahudi tradisional Israel mengadakan perayaan publik dan piknik, terutama di “taman nasional” yang dibangun di atas reruntuhan desa-desa etnis Palestina yang sudah dibersihkan dan dihancurkan.
Sementara itu, dengan dukungan luas dari masyarakat Yahudi Israel, bagi warga Palestina yang memperingati hari Nakba (bencana) – terusirnya rakyat Palestina- dapat dihukum oleh zionis Israel.
Banyak dari perayaan Israel adalah perayaan yang disebut “Israel Defense Forces,” lebih dikenal dengan Palestina sebagai tentara yang menjajah tanah mereka, menangkapi dan membunuhi anak-anak mereka dan membantu pemukim yahudi untuk mencuri tanah mereka.
Beberapa dari gambar-gambar ini yang mengganggu adalah anak-anak “Israel” yang dimasukkan melalui menampilkan pelatihan ala militer di Efrat, sebuah koloni ilegal Israel di Tepi Barat, telah beredar luas secara online dan diumumkan dalam Haaretz dan media lainnya.
Tema yang serinhgkali diangkat dari pro-Israel, adalah propaganda anti-Palestina dengan mengedarkan gambar anak-anak Palestina mengambil bagian dalam menampilkan militer tersebut untuk menambahkan keyakinan bahwa budaya Palestina sebagai agama kekerasan dan mengajarkan anak-anak untuk membenci dan oleh karena itu kekerasan Israel adalah dibenarkan sebagai tindakan bertahan.
Tapi foto-foto ini luar biasa karena mereka mengungkapkan sejauh mana budaya Israel telah memiliterisasi dan bagaimana anak-anak Israel tidak kebal terhadap hal ini.
Kegiatan tersebut bisa dibilang melanggar Konvensi PBB tentang Hak Anak, yang menyatakan bahwa negara-negara anggota harus menahan diri dari merekrut orang yang belum mencapai usia lima belas tahun ke dalam angkatan bersenjata mereka.
Seperti yang saya tulis pada kesempatan sebelumnya ketika gambar-gambar anak-anak Israel ini muncul:
“Anak-anak hidup dengan konsekuensi dari tindakan penjajahan Israel dan penindasan terhadap rakyat Palestina, dan mungkin saja anak-anak Israel telah didoktrin untuk melanjutkan penindasan ini ketika dewasa, atau anak-anak palestina yang dipenuhi rasa trauma akan kekerasan yang terjadi, kolonialisme dan apartheid yang meliputi kehidupan mereka”.
Ini bukanlah tindakan anak-anak, tetapi orang dewasa yang mengajari mereka untuk melakukan keburukan tersebut.
Mengindoktrinasikan anak.
Israel menjual Militerisme seperti menjual odol.
Dalam video ini dengan Lia Tarachansky presenter The Real News, ia menjelaskan bagaimana budaya Israel yang menormalkan wajib militer sehingga orang bahkan tidak menganggap militerisasi sebagai pilihan kebijakan melainkan sebagai fitur alami dari kehidupan. Laporan ini juga mencakup wawancara dengan Refuser Alex Cohn yang membahas bagaimana anak-anak Yahudi Israel diindoktrinasi melalui media populer agar melihat masa depan mereka adalah menjadi tentara.
(muqawamahmedia/arrahmah.com)