BANDUNG (Arrahmah.com) – Ratusan mahasiswa Univeritas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung yang menamakan diri Aliansi UIN Bandung tanpa JIL melakukan demonstrasi di depan rektorat, Senin (5/5/2014).
Mereka menolak kedatangan dua orang gembong JIL Ulil Abshar Abdalla dan Zuhairi Misrawi. Aksi ini merupakant gabungan dari berbagai elemen mahasiswa yang ada di UIN SGD, mulai dari Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM), KAMMI UIN, dan lain-lain.
“Aksi ini kami lakukan untuk mereduksi pandangan buruk masyarakat luas terhadap kampus UIN Bandung yang berlabelkan Islam agar tidak di-cap liberal secara keseluruhan,” demikian seruan aksi, lansir Alhikmah.co.
Aksi ini juga, kata mereka, untuk mencegah penyebaran paham sesat Islam liberal di kalangan mahasiswa.
“Tidak semua mahasiswa mempunyai latar pendidikan agama yang kuat.”
Paham sekuler (sekulerisme) dan liberalisme sendiri telah difatwakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Munas MUI tahun 2005, dan MUI menghimbau masyarakat agar tidak mengikuti paham-paham sesat tersebut.
Sedianya kedua gembong JIL itu akan berbicara di forum seminar bertajuk “Rekonstruksi Nalar Fiqih dalam Mewujudkan Mazhab Alternatif Sebagai Upaya Membangun Islam yang Solutif”. Seminar ini deigelar dalam rangka milad ke-19, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Aksi demonstrasi membuat keduanya tak bisa masuk ke kompleks kampus UIN. Meski demikian panitia acara tetap meneruskan acara tanpa kehadiran pembicara utama.
Sementara itu, ketua acara seminar, Diki Taqiyudin menilai pihak kampus telah bersikap apatis. Mereka tidak berani melarang aksi yang tidak perlu.
“Kecewa. Kampus itu mimbar akademik. Kebebasan intelektual jadi terganggu dengan adanya aksi penolakan,” ucapnya.
Dia mengklaim bahwa pihak kampus tidak menjamin keamanan acara dan pembicara sehingga panitia memutuskan acara diundur. (azm/arrahmah.com)