KAIRO (Arrahmah.com) – Mantan panglima militer Mesir Abdul Fattah al-Sisi telah bersumpah untuk memusnahkan Ikhwanul Musliminsampai ke akar-akarnya dari negara itu jika ia terpilih sebagai presiden pada akhir bulan ini.
“Tidak akan ada lagi yang disebut Ikhwanul Muslimin selama masa jabatan saya,” kata al- Sisi pada saluran televisi Mesir CBC dan OnTV, The Guardian melaporkan pada Selasa (6/5/2014).
“Saya ingin mengatakan kepada kalian bahwa bukan saya yang mengakhiri [Ikhwanul Muslimin]. kalian, orang–orang Mesir, adalah orang-orang yang mengakhirinya,”tambahnya.
Al-Sisi pertama kali muncul sebagai pemain kunci dalam arena politik Mesir setelah menggulingkan presiden terpilih pertama Muhammad Mursi pada 3 Juli setelah protes massa pada 30 Juni.
Di tengah-tengah gejolak politik, al-Sisi membantah tuduhan bahwa ia memimpin sebuah kudeta militer setelah ia menghadapi protes besar menuntut pemulihan Mursi.
Dipromosikan dua kali dalam setahun untuk meraih jabatan sebagai panglima militer, al-Sisi hampir secara universal diharapkan untuk memenangkan pemilu. Pemenangan dirinya sebagai presiden sebagai upaya untuk melegalisasi de facto kekuasaan yang saat ini sedang ia pegang sejak kudeta Juli. Al-Sisi dianggap sebagai pengambil keputusan penting dalam pemerintahan.
Sejak itu, Mesir telah berubah menjadi sangat otoriter dimana beberapa aktivis, demonstran, dan anggota Ikhwanul Muslimin dipenjara. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membungkam perbedaan pendapat.
Ikhwanul Muslimin telah berjanji untuk melanjutkan protes damai sampai presiden Mursi dipulihkan.
Pihak keamanan mesir telah melakukan tindakan yang sangat keras terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin, serta pada aktivis lain yang dianggap bertentangan dengan pemerintah sementarayang didukung militer.
Desember lalu, Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi “teroris” setelah pihak berwenang mulai menghukum setiap masyarakat yang menunjukkan dukungan terhadap kelompok tersebut.
Al-Sisi, seorang kepala intelijen militer di bawah rezim Mubarak, dalam kampanyenya mengkonfirmasi rumor bahwa telah terjadi beberapa upaya yang ingin mencelakai dirinya. Dia juga menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi Mesir, yang merupakan sekutu strategis AS di jantung dunia Arab.
Al-Sisi mengatakan, “ada dua upaya untuk membunuh saya. Saya percaya pada takdir, saya tidak takut.”
Al-Sisi juga membantah tuduhan bahwa upayanya untuk meraih kekuasaan adalah bagian dari rencana jangka panjangnya. Dia mengklaim bahwa dia mulai mengambil keputusan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada akhir Februari setelah muncul dukungan publik dari dewan tertinggi Mesir untuk angkatan bersenjata.
Al-Sisi diperkirakan dengan mudah memenangkan pemilihan presiden 26-27 Mei. Satu-satunya kandidat lainnya adalah politisi sayap kiri Hamdeen Sabahi, yang merupakan mantan kandidat presiden dalam pemilu 2012 yang dimenangkan oleh Mursi.
Menurut sebuah survei terbaru oleh lembaga survei Mesir Baseera, 72% dari mereka yang berniat untuk memilih dalam pemilihan presiden mengatakan bahwa mereka akan mendukung al-Sisi, sedangkan 2% mendukung Sabahi.
Banyak orang Mesir mengadang-gadang al-Sisi bak selebritis, bersama dengan munculnya toko-toko cokelat yang menjual permen yang mirip dengan al-Sisi.
Para pedagang juga menjual segala rupa dari topi, pin, hingga t-shirt yang ditempeli dengan foto al-Sisi.
Graffiti yang menyebut al-Sisi “pengkhianat” dan “seorang pembunuh” juga bertebaran di mana-mana di Kairo. Banyak warga Mesir yang juga membencinya atas peran utamanya dalam tindakan keras terhadap pendukung Mursi setelah kudeta, ketika pasukan keamanan menewaskan ratusan demonstran.
(ameera/arrahmah.com)