PRAHA (Arrahmah.com) – Ratusan Muslim Ceko menggelar aksi protes di luar gedung Kementerian Dalam Negeri Ceko di Praha pada Jum’at (2/5/2014), menentang penyerbuan polisi terhadap masjid mereka pekan lalu.
“Kami ingin menyampaikan kemarahan kita terhadap intervensi (polisi), terhadap waktu, dan tempat (ibadah),” Muneeb Al Rawi, ketua Persatuan Komunitas Muslim di Republik Ceko (Umo), mengatakan kepada The Prague Post.
Al Rawi menambahkan bahwa tindakan polisi untuk Memerangi Kejahatan Terorganisir (ÚOOZ) dilakukan dengan cara yang sangat tidak pantas dan benar-benar tidak berpendidikan.
“Saya akan mengatakan bahwa kita menjadi korban karena hal itu tidak perlu dilakukan, karena kita tidak pernah menghalangi pihak berwenang dalam melakukan tindakan dan tugas-tugas mereka,” katanya.
Serangan itu terjadi pekan lalu ketika pasukan polisi menggerebek sebuah Islamic Center di pinggiran kota saat shalat Jum’at, dan menahan 20 orang serta menangkap seorang penerbit buku berusia 55 tahun dengan tuduhan menghasut kekerasan.
Polisi mengatakan bahwa penerbit buku itu adalah warga negara Ceko berusia 55 tahun yang telah menerbitkan buku dengan judul “Dasar-Dasar Tauhid” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ceko.
Penerbit buku itu menghadapi tuduhan telah mempromosikan kebencian, kejahatan dan dihukum sampai 10 tahun penjara.
Buku ini ditulis oleh Abu Bilal Philips Ameenah, seorang imam kelahiran Jamaika.
“Pihak berwenang harus menjelaskan mengapa serangan itu terjadi dan mengapa hal itu terjadi dalam bentuk seperti ini”, kata Al Rawi.
Dia juga menambahkan bahwa segala cara hukum akan ditempuh untuk memastikan bahwa kasus yang sangat tidak menyenangkan ini diselidiki.
“Kami memperingatkan terhadap munculnya ekstremisme dan sentimen anti-Muslim dimana perilaku tersebut bisa terjadi, dan kami prihatin terhadap gelombang komentar Islamofobia yang muncul setelah intervensi polisi tersebut,” tambah Al Rawi.
Tarek, seorang pendatang dari Mesir berusia 26 tahun yang telah tinggal di Republik Ceko selama dua setengah tahun, menambahkan bahwa “umat Islam menghormati setiap orang.“
“Saya tidak peduli jika kalian beragama Yahudi atau Kristen, Nabi kita mengajarkan kepada kita untuk menghormati agama-agama lain. Itu saja. Semua orang di sini tidak melakukan kekerasan,” katanya kepada The Praha Post.
Dia juga menggambarkan bahwa tindakan polisi dalam serangan baru-baru ini sebagai suatu tindakan yang “luar biasa.”
“Muslim di sini takut untuk melakukan apa pun. Kalian bisa membayangkan, kami di sini memiliki sebuah masjid yang lebih kecil dari sebuah flat,” katanya.
Republik Ceko, yang memiliki populasi lebih dari 10 juta orang, adalah rumah bagi sekitar 15.000 Muslim.
Pada tahun 2004, Praha mengakui Islam sebagai agama resmi, memberikan hak-hak terhadap umat Islam kedudukan yang sama dengan Kristen dan Yahudi.
(ameera/arrahmah.com)