(Arrahmah.com) – Saudaraku, bayangkanlah bagaimana jika kita adalah seorang murid sekolah. Kita, adalah salah satunya murid di kelas yang paling sering datang terlambat. Kita datang selalu setelah bunyi bel masuk dan teman-teman sudah berada di tempat duduknya masing-masing siap menerima pelajaran.
Bapak atau ibu guru sudah didepan kelas, siap untuk mulai menerangkan pelajaran. Bagaimana pandangan teman-teman sekelas kepada kita? Bagaimana pandangan ibu atau bapak guru kepada kita? Apa yang berkecamuk dalam hati kita saat itu?
Atau kita seorang karyawan di sebuah kantor. Kita satu-satunya di kantor yang kerap terlambat masuk kantor. Kita hampir selalu gagal untuk hadir sebelum jam kerja yang ditetapkan. Kita datang saat roda kehidupan sudah mulai berjalan. Kita pun, beberapa kali ditegur olah atasan yang bertanya kenapa selalu terlambat. bagaimana suasana hati kita berada di tengah keadaan seperti itu? Menyesal? Malu?
Bayangkan apa lagi, apa hukuman yang akan kita terima jika kita terus menerus melakukan kesalahan serupa. Bagaimana jika kita tidak masuk ke sekolah atau masuk kantor? Bagaimana aturan sekolah atau kantor jika beberapa kali terlambat? hukumannya adalah di skors bahkan di pecat? Bagaimana jika yang menghukum yang memberi kehidupan kita, yang memberi rezeki kita, yang mencabut nyawa kita? Kenapa justru kita takut kepada manusia bukan takut kepada Allah yang memberikan fasilitas hidup di dunia?
Saudaraku, bandingkan ilustrasi di atas dengan keadaan kita yang lain. jika kita berada di antara orang-orang yang disiplin melakukan shalat subuh berjamaah. Sementara kita selalu tertinggal untuk shalat subuh berjamaah di masjid. Tapi, barangkali tak sedikit di antara kita itu, kemudian kita tidur kembali. Kita lalu menyesal, tapi mengulanginya kembali di esok hari, lalu bisikan syetan mengatakan yang penting sudah shalat subuh dirumah walau terlambat daripada tidak melakukan sama sekali.
Sudah berapa lamakah kita tidak melakukan shalat subuh berjamaah?
Padahal Allah menjanjikan pahala surga yang abadi?
Allah berfirman,
“Dan orang-orang yang senantiasa memelihara pelaksanaan shalat-shalat mereka. Mereka itulah yang akan mendapatkan surga, yaitu surga Firdaus. Mereka kekal di dalam surga itu.” (QS Al-Mu’minuun, 23: 9-11)
“Orang-orang yang selalu memelihara shalatnya dengan baik, mereka itu di akhirat kelak dimuliakan dalam surga-surga.” (QS Al-Maa’rij: 34-35)
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa mengerjakan shalat burdain (shalat subuh dan ashar) maka ia akan masuk surga.” (HR Bukhari & Muslim)
Saudaraku, gambarkan dalam diri kita betapa pendeknya umur manusia, banyak kesibukan yang harus dikerjakan dan penyesalan yang dalam akibat segala kekurangan tatkala ajal menjelang dan penyesalan setelah semuanya berlalu. Bayangkanlah pula di pelupuk mata dan relung hati anda pahala orang-orang yang sempurna, sementara anda sendiri kekurangan.
Bayangkanlah pahala orang-orang yang serius beramal sholeh, sedang anda bermalas-malasan. Jangan membiarkan jiwa kosong dari nasihat-nasihat yang anda dengar. Jauhilah pikiran-pikiran yang selalu membisiki anda. Sesungguhnya nafsu laksana kuda liar. demikian nasihat dari Ibnu Jauzi.
Imam Al Ghazali mengatakan,
“Setiap hari paksakan dirimu untuk sabar beribadah kepada Allah. Andaikata engkau ditakdirkan untuk hidup selama 50 tahun dan engkau biasakan dirimu untuk sabar beribadah, nafsumu tetap akan berontak tetapi ketika maut menjemput kau akan bahagia selama-lamanya. Tetapi ketika engkau tunda-tunda dirimu untuk beramal dan kematian datang diwaktu yang tidak kau perkirakan.”
Saudaraku, kenapa kita bisa memaksakan diri saat mau berangkat kerja macet, panas dan hujan, tetapi tidak mau memaksakan untuk shalat berjamaah subuh di masjid atau mushola.
Allah sudah menyuruh agar mengerahkan segala kemampuan untuk melakukan ketaatan kepada Allah,
“Wahai manusia, karena itu taatlah kepada Allah dengan segala kemampuan kalian. Dengarlah dan taatlah kepada Allah.” (QS. At-Taghabun, [64]: 16)
Shalat subuh adalah shalat yang paling afdol
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat yang paling afdol di sisi Allah adalah shalat subuh pada hari jumat bersama jamaah.” (HR. Abu Nu’aim)
Diberikan cahaya
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Beritakanlah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan ke masjid di waktu gelap (dipagi hari), dengan cahaya yang sempurna dihari kiamat.” (HR Ibnu Majah)
Allah berfirman,
“Wahai Muhammad, pada hari kiamat, engkau akan melihat cahaya memancar di depan dan sisi kanan golongan laki-laki dan perempuan mukmin. Malaikat berkata kepada mereka. “Pada hari ini, ada kabar gembira bagi kalian. Kalian mendapatkan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Kalian kekal tinggal di dalamnya. Demikian itu adalah kemenangan yang amat besar bagi kalian.” (QS. Al-Hadid, 57: 12)
Akan di beri perlindungan oleh Allah
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam mengetuk hati kita untuk memelihara shalat shubuh di awal waktu,
“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam lindungan Allah.” (HR Muslim)
Yaitu berada dalam perlindungan jaminann dan tanggungan Allah.
Imam Muslim menambahkan dalam riwayat lain, “Janganlah kamu melanggar perlindungan Allah. Barangsiapa melanggar perlindungan Allah niscaya Allah akan menyungkurkannya dalam api neraka
Akan disaksikan oleh malaikat
Kita berada pada janji Allah di setiap waktu shalat fajar dan ashar. Pada dua kesempatan itulah, diajukan laporan harian yang ditulis oleh malaikat kepada Allah.
“Malaikat siang dan malaikat malam datang dan pergi kepada kalian pada waktu malam. Mereka berkumpul di waktu shalat Subuh dan ashar, kemudian malaikat yang ada bersama kalian naik ke langit Allah bertanya kepada mereka (dan Allah Maha Tahu), “Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku? Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka sedang melakukan shalat. Dan kami datangi mereka sedang melakukan shalat.” (HR. Bukhari Muslim)
Ibnu Khuzaimah menambahkan dalam kitabnya,
“Sesungguhnya para malaikat berdoa, “Ya Allah ampunilah dia pada hari kemudian kelak.”
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh lima kali daripada shalat kamu sendirian. Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul menghadiri shalat subuh.” (HR Bukhari)
Kemudian Abu Hurairah berkata, “Silakan kamu baca, “Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh Malaikat (QS Al-Isra 78)”
Bagaimana jika malaikat berkata kami dapati mereka sedang tidur?
Shalat sunnat subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Dua rakaat subuh (summat subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim)
Nabi tidak pernah menjaga sesuatu dari amalan-amalan seketat beliau menjaga dua ruakaat sunnat subuh.”
Ibnu Hajar Al-Aqalaani berkata dalam Fahtul Baari,
“Rasulullah tidak pernah mengerjakan shalat sunnat rawatib sebelum maupun sesusdah shalat disaat safar kecuali shalat sunnat subuh.
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian tinggalkan dua rakaat shalat sunnah Subuh meskipun kalian berada di punggung kuda.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Subhanallah setiap satu kali melakukan shalat dua rakaat sunah subuh bagaimana jika dilakukan setiap hari? Oleh sebab itu apabila beliau terluput mengerjakannya sebelum shalat beliau akan mengerjakannya sesudah shalat subuh. Semua itu karena pengagungan terhadap shalat nafilah ini. Begitu besar pahalanya bagaimana dengan shalat fardhu subuh?
Saat peperangan dengan Persia, Anas bin Malik ikut serta perang, dan beliau menangis terlupa shalat subuh dalam sekali seumur hidupnya. Beliau menangis, sambil berkata Apa gerangan Tustar (kota Persia)? Sungguh telah lepas dariku shalat subuh aku tak ingin sekiranya aku memiliki dunia seisinya dengan meningalkan shalat subuh!
Saudaraku, jika anda mempunyai janji dengan seorang pengusaha mau di beri uang satu milyar, syaratnya saat shalat subuh ketemu di Masjid, apakah anda terlambat menemuinya? Padahal Allah yang akan memberikan pahala lebih baik dari dunia dan seisinya, jika shalat sunnah apakah masih kita tidak percaya?
Mengapa kita justru sedih tidak masuk kerja, tidak sedih meninggalkan shalat subuh berjamaah? Padahal dua rakat saja hanya beberapa menit dapat pahala lebih baik dari isi dunia? Dibandingkan kerja sampai sebulan, hanya mendapatkan beberapa juta? Astagfirullah.
Di masukkan dalam kelompok abraar dan golongan delegasi ar-Rahman
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa berwudhu di rumahnya lantas mendatangi masjid dan mengerjakan shalat dua rakaat sebelum subuh kemudian duduk hingga ia mengerjakan shalat subuh kemudian keluar dari masjid maka shalatnya pada hari itu ditulis dalam golongan shalat kaum abaar dan akan ditulis dalam golongan delegasi Ar-Rahman.” (HR. Ath-Thabrani)
Allah telah berfirman tentang kaum abraar,
“Orang-orang shalih pasti masuk ke dalam surga Na’im. Penghuni surga Na’im duduk di atas sofa-sofa seraya melihat-lihat pemandangan sekelilingnya. Wahai Muhammad, engkau melihat pada wajah mereka tampak cahaya cerah penuh kesenangan. (QS. Al-Muthafifin 22-24)
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, “Delegasi ar-Rahman adalah orang-orang yang akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan mengendai kendaraan dari cahaya.
Mendapatkan keutamaan shalat sepanjang malam
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa mengerjakan shalat Isya berjamaah seolah-olah ia mengerjakan shalat separuh malam. Dan barangsiapa shalat subuh berjamaah seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam penuh.” (HR Muslim)
Generasi yang berhak menyambut Nabi Isa Al-Masih adalah generasi yang menjaga shalat Subuh
Nabi shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Dan mayoritas mereka berada di Baitul Maqdis (yaitu mayoritas kaum mukmin kala itu berada di Baitul Maqdis). Imam mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika imam mereka maju untuk mengimami mereka shalat subuh tiba-tiba turunlah kepada mereka Isa bin Maryam pada waktu subuh itu, lantas imam merekapun mundur ke belakang dengan perlahan agar nabi Isa maju ke depan mengimami shalat. Namun Nabi Isa menahannya dengan tangannya di antra kedua pundaknya sembari berkata “Majulah, imamilah shalat, karena shalat ini ditegakkan untukmu. Maka imam mereka itulah yang mengimami shalat mereka.” (HR Ibnu Majah)
Pertolongan dan kemenangan umat Islam berada di tangan orang-orang yang mengerjakan shalat subuh
Salah seorang pemimpin Yahudi berkata, “Kalian tidak akan bisa mengalahkan kami hingga jumlah kaum muslimin yang mengerjakan shalat subuh sama seperti jumlah mereka saat mengerjakan shalat jumat
Shalahuddin Al-Ayyubi, mendidik pasukannya untuk mengerjakan shalat khususnya shalat malam dan shalat subuh. Setiap kali melewati suatu kaum yang sedang shalat beliau berkata, “Dari sinilah turun pertolongan.” Setiap kali melewati kaum yang tidur beliau berkata, “Inilah faktor penyebab kekalahan!”
Manakala seorang hamba menolong Allah, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, maka kemenangan merupakan jaminannya
“Sungguh Allah pasti menolong siapa saja yang membela agama-Nya. Sungguh Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa menghancurkan kezhaliman.” (QS. Al-Hajj: 40)
Kebiasaan Ibnu Taimiyah adalah duduk berdzikir setelah shalat subuh. Muridnya, Ibnu Qoyyim menceritakan hal ini, “Suatu kali saya mendatangi Syaikh Islam Ibnu Taimiyah setelah shalat subuh. Ia duduk berdzikir sampai matahari mulai meninggi, setelah itu ia memandangku dan berkata. “Ini sarapanku, apabila aku tidak sarapan (membaca dzikir) niscaya hilang kekuatanku”
Ibnu Taimiyah mungkin tidak pernah menganggap bahwa dzikirnya setelh subuh adalah beban atau pekerjaan yang menyita waktu yang akan menghalanginya menunaikan kesibukan-kesibukkan yang lain. Sebab dzikir itu, baginya adalah sebuah kebutuhan, sumber kekuatan, penambah energi dan pencerah jita yang mesti dipenuhi guna meringankan beban-beban hidupnya yang lain.
Meraih pahala yang besar
Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah ra, ia berkata,
“Bahwasanya setiap kali Nabi Muhammad saw selesai shalat fajar, beliau duduk ditempatnya hingga matahari terbit dengan terang.” (HR Muslim)
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang ikut shalat subuh berjamaah di masjid, lalu duduk berdzikir mengingat Allah sampai matahari terbit, lantas mengerjakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umroah dengan sempurna-sempurna dan sempurna.” (HR Tirmidzi)
Umar bin Khatab terkenal sebagai orang yang sangat menjaga shalatnya. Suatu ketika, beliau shalat subuh dalam keadaan lemah karena menderita luka tusuk, setelah seorang budak Majusi menikamnya. Shabat al-Miswar bin Mahrumah saat menjenguk Umar bin Katab pada suatu malam karena telah terjadi penusukan terhadap dirinya, ketika mereka membangunkan Umar untuk shalat subuh, beliau berkata,
“Ya aku akan menunaikannya karena orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai bagian dalam Islam. Umar pun mendirikan shalat dalam keadaan darah dari lukanya terus mengalir.”
Shalat subuh menyelamatkan dari api neraka
Saudaraku bayangkan jika istri kita membangunkan pada pukul empat pagi seraya berteriak-teriak, “Kabakaran!! Tentunya kita akan melompat dengan cepat, mengapa kita tidak takut kepada api neraka? Api neraka lebih panas daripada api dunia.
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Api kalian ini, yang dinyalakan oleh bani Adam, hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya api jahanam.” (HR Bukhari & Muslim)
Api jahanam dinyalakan selama seribu tahun hingga memerah, kemudian dinyalakan lagi selama seribu tahun hingga memutih, kemudian dinyalakan lagi selama seribu tahun hingga menghitam, maka neraka itu menjadi hitam kelam!
Wahai saudaraku tercinta, kita bisa menghindari semua dengan dua rakaat shalat subuh
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak akan masuk Neraka seseorang yang mengerjakan shalat sebelum matahari dan sebelum terbenam matahari.”
Dilapangkan rezeki
Pernah suatu ketika Nabi shallalahu alaihi wa sallam shalat subuh. Begitu selesai, beliau pun kembali ke rumah dan mendapati putrinya Fathimah ra. sedang tidur. Kemudian beliau pun membalikkan tubuh Fatimah dengan kaki beliau, kemudian mengatakan kepadanya,
“Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabb-mu karena Allah membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat subuh dan terbitnya matahari.” (HR. Baihaqi)
Wallahu’alam bish shawab…
Oleh: Abu Azzam
Nb.: Terjemahan Al Qur’an menggunakan Tarjamah Tafsiriyah
“Ingin berkirim kabar / artikel?
Kirimkan email anda ke: [email protected]“
(arrahmah.com)