MESIR (Arrahmah.com) – Sekretaris Jenderal Ikhwanul Muslimin Mahmoud Hussein membantah klaim oleh media Mesir bahwa kelompok mereka telah dipindahkan ke suatu negara tertentu atau melakukan kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip inti perlawanan non-kekerasan, lansir MEMO.
Dalam siaran pers pada Jum’at (25/4/2014), Hussein menegaskan bahwa afiliasi Ikhwanul Muslimin “yang tertarik pada keamanan dan keselamatan negara di mana mereka berada, dengan cara yang sama mereka [juga] peduli tentang keamanan dan keselamatan Mesir.”
Dia juga menegaskan kembali pendekatan non-kekerasan Ikhwanul Muslimin: “Ikhwan, sejak pendiriannya, menolak dan mengutuk kekerasan. Anggota kelompoknya tidak pernah terpaksa untuk melakukan perjuangan bersenjata kecuali terhadap pendudukan asing.”
Selain itu, Hussein menekankan bahwa Ikhwanul Muslimin telah secara konsisten memegang cara-cara damai oposisi terhadap penindasan yang mereka hadapi oleh pemerintah masing-masing.
Dia menambahkan bahwa peristiwa masa lalu yang terjadi selama pendudukan asing Mesir “tidak boleh dibawa keluar dari konteksnya”. Kelompok ini, tegasnya, membanggakan diri pada pertahanannya melawan pendudukan asing terhadap Mesir, dan “menganggapnya sebagai tugas nasional untuk setiap warga Mesir.”
Mengenai kegiatan anti-kudeta, Hussein mengatakan bahwa “bidang utama dari aktivitas anti-kudeta adalah Mesir” dan bahwa satu-satunya cara perjuangan adalah “dilakukannya protes damai oleh para pemuda dan perempuan di semua kota dan desa-desa di Mesir, bukan di tempat lain.”
“Upaya untuk mempublikasikan ide yang Ikhwan koordinasikan terkait kegiatan anti-kudeta dari lokasi lain atau dengan cara perjanjian dengan negara-negara lain merupakan penghinaan terhadap rakyat Mesir yang memiliki hak tunggal untuk perubahan.”
“Tidak peduli seberapa brutal penindasan terhadap Ikhwanul [Muslimin], kelompok ini akan tetap berkomitmen untuk pendekatan [damai] ini,” katanya.
(banan/arrahmah.com)