BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Sejumlah perempuan yang tergabung dalam Jaring Pemantauan Aceh 231 berunjuk rasa di Markas Polresta Banda Aceh, menuntut kepolisian mengusut tuntas berbagai kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Sebelum berunjuk dari Markas Polresta Banda Aceh, Kamis (25/4/2014), belasan perempuan itu berkumpul di depan Masjid Raya Baiturrahman. Mereka berjalan kaki ke Markas Polresta Banda Aceh yang jaraknya kurang dari satu kilometer, lansir antaranews.
Dalam aksi tersebut, massa perempuan Aceh mengusung poster bertuliskan “Stop Kekerasan terhadap anak”. Selain itu, pengunjuk rasa juga membawa balon dengan berbagai tulisan mengecam kekerasan seksual terhadap anak.
Destika Gilang Lestari, orator aksi, menyatakan banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak di Aceh. Kasus terakhir pelecehan seksual anak yang diduga dilakukan seorang oknum polisi.
“Karena itu, kami kemari mendesak kepolisian menindak tegas para pelaku kekerasan seksual anak dan menghukum mereka dengan hukum seberat-beratnya,” ketus Destika Gilang Lestari.
“Mayoritas pelaku adalah orang dewasa. Ironinya, pelaku adalah orang terdekat dengan anak-anak, seperti ayah tiri, paman, guru, maupun tetangga yang seharusnya memberi perlindungan kepada anak,” kata Destika
Kapolresta Banda Aceh Kombes Moffan yang menemui para pengunjuk rasa menyatakan pihaknya tetap fokus menyelesaikan setiap kasus kekerasan seksual terhadap anak yang ditangani kepolisian.
“Dan kasus yang terjadi baru-baru ini melibatkan oknum polisi sebagai tersangka pelecehan seksual terhadap dua anak, tetap kami proses. Dalam waktu dekat ini kasusnya akan dilimpahkan ke kejaksaan,” kata dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan seksual terhadap anak, kata dia, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri. Kepolisian membutuhkan dukungan dari semua pihak.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, kami mengajak para orang tua, masyarakat, mengawasi keamanan anak-anak di lingkungan sekitar,” kata Kombes Moffan.
Usai mendengarkan penjelasan Kombes Moffan, massa perempuan tersebut membubarkan diri. Mereka kembali berjalan kaki ke depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. (azm/arrahmah.com)