AFGAHNISTAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau yang juga dikenal sebagai Taliban Afghanistan menyampaikan bahwa Pimpinan Dewan IIA untuk Kunar dan Kandahar telah gugur dalam pertempuran yang berlangsung selama sebulan terakhir.
Taliban menyatakan konfirmasi gugurnya Nur Qasim Hayderi dan Abdul Wasi ‘Azzam, masing-masing merupakan Dewan Pimpinan Kunar dan Kandahar, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal Selasa (22/4/2014) di Voice of Jihad, situs resmi kelompok jihad mereka.
Nur syahid, in syaa Allah, “dalam serangan udara pengecut musuh di Kunar,” menurut pernyataan Taliban. Sementara Direktorat Keamanan Nasional, dinas intelijen dalam negeri Afghanistan, mengklaim bahwa Nur dan beberapa komandan senior Taliban gugur dalam serangan udara.
Mereka yang juga diklaim gugur dalam serangan yang membunuh Nur adalah Qari Osman, dewan pimpinan untuk distrik Shigal; Qari Nasir Gajar, kepala koordinator serangan syahid; Bashir Mullah Gajar, koordinator bom rakitan; Qari Sheri, seorang pemimpin operasi penyerangan; dan para komandan senior Qari Zubair, Qari Latif, dan Qari Tari. Namun demikian, klaim ini belum dikonfirmasi oleh Taliban.
Abdul, dewan pimpinan Taliban di Kandahar, “syahid (in syaa Allah) dalam baku tembak dengan pasukan musuh di distrik Gerimsir [Garmsir] Helmand.”
Kedua pemimpin ini telah berjuang di Taliban selama rentang waktu tiga dekade, menurut pernyataan Taliban.
“Para syuhada (in syaa Allah), yang telah disebutkan, memainkan peran penting dalam operasi mujahidin di seluruh negeri selama jihad, pada saat pemerintahan Imarah Islam dan selama kondisi jihad yang keras saat ini melawan serangan tentara salib,” kata Taliban.
Sementara itu, pemerintahan Obama secara serius mempertimbangkan pengurangan pasukan salibis mereka kurang dari 10.000 dan mungkin kurang dari 5.000 tentara yang ditempatkan di Afghanistan setelah akhir 2014.
Menutupi kekalahannya, para pejabat militer AS mengklaim bahwa pasukan yang berjumlah kecil akan fokus pada pengamanan dasar atau basis sendiri.
Bagaimanapun, mereka menyadari bahwa jumlah pasukan salibis yang berkurang akan menghambat pelaksanaan operasi “kontraterorisme” dan operasi udara mereka terhadap Taliban dan Al-Qaeda yang terus berjuang mempertahankan negeri kaum Muslimin.
(banan/arrahmah.com)