KAIRO (Arrahmah.com) – Sebuah studi yang dilakukan oleh program Tomouh bekerjasama dengan Food Bank Mesir, dan perusahaan PepsiCo mengungkapkan bahwa jumlah anak putus sekolah di seluruh Mesir telah mencapai 2,5 juta pada musim lalu, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Selasa (22/4/2014)
Di Provinsi Suhag saja, ada 100.000 anak yang putus sekolah tahun ini. Angka putus sekolah di Mesir melonjak drastis setelah kudeta militer yang menggulingkan mantan presiden Mesir Muhammad Mursi Juli lalu.
Tingginya angka anak-anak mesir yang putus sekola terutama disebabkan karena kemiskinan dan banyaknya anak-anak yang terpaksa bekerja.
Hasil penelitian tentang jumlah anak-anak Mesir yang putus sekolah diumumkan pada konferensi pers di balai kota Suhag. Perwakilan dari Organisasi Pangan Dunia dan PepsiCo menghadiri acara konferensi pers tersebut.
Program Tomouh diselenggarakan dengan tujuan untuk menghilangkan fenomena putus sekolah di kalangan anak-anak.
Setelah kudeta, kondisi Mesir menjadi tidak stabil. Aksi kekerasan terjadi hampir di seluruh Mesir yang sangat berdampak pada semua aspek kehidupan, baik di bidang ekonomi, politik, sosial dan pendidikan.
Dalam setiap konflik, anak-anak tak berdosa rentan menjadi korban, Mereka mengalami trauma, sedih karena harus kehilangan orang-orang yang dicintainya, dan juga menghadapi ketakutan akibat perang yang bisa mengancam nyawa mereka kapan saja. Konflik telah menyebabkan jiwa anak-anak mereka terguncang dan merenggut masa-masa indah mereka.
(ameera/arrahmah.com)