DAMASKUS (Arrahmah.com) – Parlemen Suriah mengumumkan pada Senin (21/4/2014) bahwa Suraih akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada tanggal 3 Juni, yang diperkirakan akan mendudukkan kembali Bashar Assad sebagai presiden meskipun perang Suriah masih berkecamuk dan telah menelan puluhan ribu nyawa, sebagaimana dilansir oleh Ma’an News Agency.
Tembakan mortir menewaskan dua orang di dekat gedung parlemen tak lama sebelum tanggal pemilihan diumumkan.
Juru bicara parlemen Mohammad al–Lahham yang mengumumkan tanggal pelaksanaan pemilu Suriah mengatakan bahwa warga Suriah yang tinggal di luar negeri akan memilih pada 28 Mei dan para kandidat sudah bisa mendaftar dari Selasa sampai 1 Mei.
“Pemungutan suara ini akan dilaksanakan secara bebas dan adil dan di bawah pengawasan hukum penuh,” klaimnya.
Dia mendesak warga Suriah untuk menyuarakan keinginan mereka melalui kotak suara dan berpartisipasi dalam proses demokrasi dengan memilih siapa pun yang mereka anggap paling mampu memimpin Suriah menuju kemenangan.
Assad menjadi presiden Suriah setelah ayahnya Hafez meninggal pada tahun 2000. Assad, yang masa jabatan Assad akan berakhir pada tanggal 17 Juli, bertekad untuk maju kembali sebagai presiden meskipun Suriah telah menjadi tidak stabil selama masa kepemimpinannya.
Inggris pada Senin (21/4) mengatakan bahwa penyelenggaraan pemilu selama masa perang berarti hasilnya “tidak akan memiliki nilai atau kredibilitas.”
Masih belum jelas bagaimana pemerintah Suriah akan menggelar pemungutan suara dalam situasi perang dimana banyak warga Suriah yang meninggalkan Suriah dan negara berada dalam situasi yang tidak terkendali.
(ameera/arrahmah.com)