BAGHDAD (Arrahmah.com) – Pemerintah Syi’ah Irak telah menutup penjara yang terkenal sadis, Abu Ghraib, karena alasan “keamanan”.
Menteri Kehakiman, Hassan al-shimmari mengumumkan bahwa 2.400 tahanan yang ada dipindahkan ke penjara lain di provinsi-provinsi tengah dan utara.
Abu Ghraib terletak di daerah barat ibukota Baghdad. Di tahun 2004 terungkap pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan penjajah AS. Sejak saat itu telah berganti nama menjadi Baghdad Central Prison. Ratusan tahanan juga diduga telah meninggal di sana selama pemerintahan Saddam Hussein.
Pada Selasa (15/4/2014), sebuah pernyataan oleh kementerian kehakiman mengumumkan penutupan lengkap penjara dan transfer tahanan dalam kerjasama dengan kementerian pertahanan dan dalam negeri, seperti dilaporkan BBC.
“Kementerian mengambil keputusan ini sebagai bagian dari tindakan pencegahan terkair dengan keamanan penjara,” ujar Shimmari.
Tidak jelas apakah penutupan itu hanya sementara waktu atau permanen.
Juli tahun lalu, Mujahidin Irak menyerang Abu Ghraib dan penjara lain di Taji, utara Baghdad, membebaskan ratusan tahanan Muslim. Puluhan personil keamanan tewas dalam serangan yang diakui oleh Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
Abu Ghraib terletak sekitar 25 km dari barat Falluja, sebuah kota di provinsi Anbar yang sejak awal Januari telah berada di bawah kendali Mujahidin ISIS dan suku-suku Ahlu Sunnah. (haninmazaya/arrahmah.com)