MESIR (Arrahmah.com) – Sekitar 3.248 orang telah terbunuh di Mesir selama tujuh bulan setelah kudeta militer terhadap Presiden terpilih Muhammad Mursi pada bulan Juli tahun lalu, ungkap sebuah laporan terbaru, seperti dilansir MEMO pada Rabu (9/4/2014).
Dirilis oleh situs Wiki Thawra, sebuah database statistik Mesir untuk revolusi Mesir, laporan itu mengungkapkan bahwa korban berjatuhan selama bentrokan dengan pasukan keamanan atau tentara junta Mesir atau selama tindakan brutal pasukan keamanan junta Mesir dalam aksi unjuk rasa. Pasukan junta Mesir juga telah melakukan pembunuhan serta kekerasan di tempat penahanan.
Menurut laporan itu, para korban termasuk pendukung atau penentang faksi tertentu, penduduk setempat dan orang yang hanya lewat, polisi dan tentara, wartawan, dokter dan paramedis lapangan.
Laporan itu juga mencatat bahwa 2.588 korban terbunuh dalam peristiwa politik, 41 terbunuh dalam bentrokan sektarian, tiga terbunuh selama aksi protes sosial, 80 terbunuh di tempat-tempat penahanan, 28 terbunuh sebagai akibat dari pengerahan pasukan yang berlebihan, 281 terbunuh dalam aksi perlawanan, 122 terbunuh selama penggerebekan keamanan dan 105 meninggal karena kelalaian.
Menurut laporan itu, para korban termasuk 2.927 warga sipil, 226 polisi, 95 tentara, 11 jurnalis, 164 anak di bawah umur, 72 wanita dan 299 pelajar. (banan/arrahmah.com)