DAMASKUS (Arrahmah.com) – Kekeringan yang melanda Suriah bisa menyebabkan jutaan orang menderita kelaparan dan memperburuk krisis pengungsi yang disebabkan oleh tiga tahun perang Suriah, PBB mengatakan pada Selasa (8/4/2014), sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin.
Kebun gandum di wilayah barat laut Suriah telah menerima kurang dari setengah dari curah hujan rata-rata sejak September, dan jika tetap kering sampai waktu panen gandum pada pertengahan Mei, negara Suriah – yang sudah tergantung pada bantuan untuk memberi makan jutaan rakyatnya – harus mengimpor lebih banyak makanan.
“Kekeringan bisa menyebabkan jutaan orang menderita kelaparan,” Elisabeth Byrs, juru bicara badan bantuan PBB World Food Programme (WFP), pada konferensi pers.
Berdasarkan data curah hujan dan citra satelit, dan dengan wilayah terkecil yang ditanami gandum dalam 15 tahun, panen sereal cenderung mengalami rekor yang rendah antara 1,7 juta dan 2 juta ton, sebanyak 29 persen berkurang dari tahun lalu dan sekitar separuh dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelum konflik, kata WFP.
Selain kekeringan terburuk sejak 2008, tiga tahun perang Suriah juga telah merusak infrastruktur, menyebabkan kerusakan jangka panjang untuk irigasi karena pompa dan kanal yang rusak, gangguan listrik dan kurangnya suku cadang, kata lembaga itu.
Hal ini akan memiliki efek jangka panjang terhadap produksi pertanian Suriah bahkan setelah perdamaian pulih kembali, katanya.
Ancaman kekeringan bisa menyebabkan jumlah warga Suriah yang membutuhkan ransum darurat bisa naik menjadi 6,5 juta, meningkat dari 4,2 juta saat ini, kata Byrs.
Angka tersebut mencakup pemberian makanan terhadap 1,5 juta dari 2,6 juta pengungsi Suriah yang terdaftar yang menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga, terutama Turki, Libanon, Yordania dan Irak.
(ameera/arrahmah.com)