JAKARTA (Arrahmah.com) – Da’i ila Allah ustadz dr. Haidar Abdullah Bawazier dalam acara bedah buku MUI “MengenaldanMewaspadaiPenyimpanganSyi’ah di Indonesia” di masjid An-Nuur, Mahogany Residence, Cibubur Ahad (6/04/14), menyatakan bahwa langkah awal mula yang dilakukan olehSyi’ah untuk memasuki daerah yang masih minoritas adalah dengan melakukan taqiyah.
Beberapa bentuk taqiyah manusia Syiah yang biasa mereka lakukan, diuraikan panjang lebar oleh aktivis da’wah yang pernah menantang mubahalah salah satu tokoh Syiah Indonesia Habib Husein bin Hamid Al Attas ini. Berikut ini adalah rangkuman yang telah disingkat menjadi 4 point.
- Kaum Syiah mengaku dirinya Ahlussunnah
- Mengaku Syi’ah tapi mengatakan tidak menghina sahabat
- Mengaku bukan Syi’ah tapi dakwahnya Syi’ah, dakwahnya merendahkan sahabat, hobinya merendahkan Muawiyah.
- Menyebarkan slogan “Menuju Islam yang satu”. Namun ada yang aneh, “Kalau Islam yang satu, tidak boleh mencaci sini, mencaci sana tapi kok mencaci sahabat?” Demikian dr. Haidar merasa heran.
Sementara itu Dr. Fahmi Salim menambahkan, perkataan orang Syiah bahwa Al Qur’an kita sama termasuk propaganda atau pun cara Syi’ah sedang bertaqiyyah. “Ia memang Al-Qur’annya sama, tapi keyakinan mereka beberda,” ungkap alumni jurusan tafsir Al-Azhar ini.
Kaum Syiah, kata ustadz Fahmi, menyakini jumlah Al-Qur’an 17.000 ayat, yang nantinya akan dibawakan oleh Imam Mahdi versi mereka. (azm/maududi/arrahmah.com)