QALAMOUN (Arrahmah.com) – Pasukan rezim Nushairiyah Suriah dan milisi Syiah “Hizbullah” Lebanon mendapatkan pukulan militer paling telak dalam pertempuran di pegunungan Qalamoun, propinsi pinggiran Damaskus. Hal itu terjadi hanya dua pekan setelah pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah “Hizbullah” menduduki kota Yabrud, distrik Qalamoun, TV Orient melaporkan pada Ahad (6/4/2014).
Qalamoun Media Center (QMC) melaporkan lebih dari 150 tentara Garda Republik rezim Bashar Asad dan milisi Syiah “Hizbullah” Lebanon tewas dalam pertempuran terbaru di pegunungan Qalamoun. Diantara korban tewas adalah komandan operasi militer rezim Bashar Asad di distrik Qalamoun, Kolonel Adil Isa, dari Batalion IV Kavaleri. Adil Isa adalah komandan ketiga pasukan rezim Bashar yang tewas di front Qalamoun dalam waktu kurang dari sebulan terakhir.
Korban tewas yang sangat besar di pihak pasukan rezim dan milisi Syiah, menurut sumber-sumber militer di lapangan, terjadi setelah mujahidin Jabhah Nushrah dan Jabhah Islamiyah melancarkan serangan gabungan terhadap pasukan rezim dan milisi Syiah di dekat desa Bakh’ah, selatan kota Yabrud. Dalam pertempuran sengit tersebut mujahidin berhasil merebut kembali tiga titik strategis di sekitar desa dan menghancurkan sebuah tank T 72 dan tank Shilka. Mujahidin juga merampas sebuah tank T 72 dan tank BMP.
Di sebelah utara desa Bakh’ah, mujahidin berhasil menghancurkan tiga buah tank, merampas sebuah truk pengangkut personil dan pick up yang dilengkapi senjata mesin berat setelah terlibat pertempuran sengit dengan pasukan rezim dan milisi Syiah di dekat desa Ra’s Al-Ain. Para aktivis menyebutkan belasan tentara rezim dan milisi Syiah tewas dalam pertempuran tersebut.
Pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah juga mendapatkan pukulan telak saat mencoba bergerak maju dari arah desa Sarkhah dan desa Al-Jubbah, sebelah barat desa Bakh’ah.
Tidak jauh dari pertempuran di desa Bakh’ah dan desa Ra’s Al-Ain, mujahidin Jabhah Nushrah menembakkan puluhan roket Grad menargetkan asrama perwira militer di wilayah Qathifah. Asrama perwira militer tersebut merupakan salah satu sumber utama pengiriman perwira militer rezim di front distrik Qalamoun. Asrama perwira militer juga berperan besar dalam mengomandoi operasi militer rezim di propinsi pinggiran Damaskus. Jabhah Nushrah menamai operasi tersebut “operasi mengguncangkan sarang-sarang” dan meliputi penembakan 100 roket grad.
Tiga kelompok jihad terbesar di wilayah pinggiran Damaskus yaitu Ittihad Islami li-Ajnad Asy-Syam, Jabhah Islamiyah dan Jabhah Nushrah telah menggelar operasi gabungan “Peperangan Allah Yang Lebih Tinggi dan Lebih Agung” sejak empat bulan terakhir. Pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah “Hizbullah” Lebanon telah merasakan pil pahit dari operasi gabungan mujahidin tersebut.
(muhib al majdi/arrahmah.com)