MESIR (Arrahmah.com) – Terbitan pertama dari sebuah majalah baru, berjudul حصاد الجهاد (Panen Jihad), telah diposting ke forum jihadi papan atas Shumukh Al-Islam pada Kamis (27/3/2014). Majalah tersebut menyatakan akan menjadi “majalah mingguan, yang independen,” yang menyediakan cakupan “jihad dan upaya perlawanan di Mesir.”
Majalah jihad ini akan dirilis secara teratur setiap hari Kamis dan akan mencakup berbagai pernyataan dan peristiwa terbaru dalam sepekan terakhir. “Persiapan sedang dilakukan untuk bagian lain dalam majalah ini,” menurut majalah tersebut.
Pernyataan pertama yang termasuk dalam edisi minggu ini adalah pernyataan Anshar Baitil Maqdis yang mengkonfirmasi syahidnya enam pejuang mereka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan junta Mesir pada tanggal 19 Maret.
Pernyataan tersebut diikuti oleh dua pernyataan dari sebuah kelompok Facebook yang disebut sebagai Execution Movement (Gerakan Eksekusi). Menurut salah satu analisis baru-baru ini, para pendukung Ikhwanul Muslimin, terutama para pemuda, telah menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan perlawanan terhadap rezim Mesir saat ini.
Dalam pernyataan pertama, yang awalnya diumumkan pada tanggal 23 Maret, Gerakan Eksekusi mengatakan anggotanya telah menculik seorang anggota pasukan keamanan junta Mesir. Kelompok ini lebih lanjut mengatakan bahwa pemerintah junta Mesir memiliki waktu 24 jam untuk melepaskan Ibrahim Azab, yang baru-baru ini dijatuhi hukuman mati, menurut laporan pers.
Dalam pernyataan kedua, halaman Facebook Gerakan Eksekusi menyatakan bahwa anggotanya telah “menangkap, memukuli, dan menyeret seorang preman setelah dia menyerang pawai yang menentang kudeta militer dengan perlindungan pasukan keamanan di provinsi Giza.” Halaman itu melanjutkan: “Ini akan menjadi nasib setiap pejabat atau preman yang mencoba untuk menekan serangan atau pawai dengan paksaan di wilayah manapun.”
Majalah ini juga mencakup sebuah gerakan yang sering melancarkan aksi protes dalam mendukung Ikhwanul Muslimin dan mantan presiden Muhammad Mursi. Dalam pernyataannya, kelompok yang anggotanya telah dihukum sebelumnya oleh otoritas junta Mesir ini, mengaku memiliki informasi bahwa pemerintah junta Mesir merencanakan untuk menangkap 22 muslimah yang sebelumnya telah dijatuhi hukuman masa percobaan satu tahun.
Setelah pesan-pesan tersebut, majalah ini menyebutkan sejumlah pengunjuk rasa anti-pemerintah telah terbunuh atau terluka selama unjuk rasa baru-baru ini.
Sebagai contoh, majalah ini mencatat kematian Mustafa Kamel, yang tewas pada tanggal 21 Maret selama bentrokan antara pendukung Ikhwanul Muslimin dan pasukan keamanan di Alexandria. Hal ini diikuti dengan menyebutkan berbagai berita baru, temasuk perlawanan oleh para pendukung Ikhwanul Muslimin terhadap personel keamanan junta Mesir. (banan/arrahmah.com)