SINAI (Arrahmah.com) – Dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke forum-forum jihad pada Kamis (27/3/2014), kelompok jihad Anshar Baitil Maqdis yang berbasis di Sinai mengatakan bahwa pihak mereka tidak akan berpangku tangan bila pemerintah Mesir membangun tembok di sekitar kota El-Arish di Sinai Utara.
Awal pekan ini, media Mesir melaporkan bahwa pihak berwenang telah memulai pembangunan tembok di sekitar El-Arish untuk membantu menghentikan infiltrasi para pejuang Islam.
Dalam pernyataannya, Anshar Baitil Maqdis mengatakan bahwa sejak 30 Juni 2013, warga Mesir, khususnya mereka yang berada di Sinai, telah menjalani hidup melalui periode penindasan dan tirani di tangan rezim saat ini. Kelompok jihad ini juga menegaskan bahwa mereka “dalam keadaan perang” dengan tentara junta Mesir, yang diungkapkan sebagai tentara boneka musuh Zionis.
Anshar Baitil Madqis menyimpulkan pernyataan terakhir mereka dengan memperingatkan orang-orang, yang mungkin membantu pembangunan tembok di sekitar El-Arish, bahwa para pejuang mereka “tidak akan berbelas kasihan dalam menargetkan kalian” dan “tidak akan melakukan pengecualian upaya dalam menghalangi dan mencegah kalian.”
Pada tanggal 12 Maret, Anshar Baitil Maqdis merilis sebuah video yang menunjukkan Mujahidin Anshar Baitil Maqdis berpatroli di jalan-jalan di Sinai Utara mencari orang-orang yang bekerja dengan tentara junta Mesir.
Ancaman terhadap mereka yang dicurigai bekerja sama dengan tentara junta Mesir bukanlah hal baru. Misalnya, pada Oktober 2013, Al Salafiyyah Al Jihadiyya di Sinai mengancam akan menargetkan siapa pun yang didapati membantu pasukan keamanan junta Mesir.
Seperti pesan Anshar Baitil Maqdis pada 12 Maret, pesan pada bulan Oktober juga menyarankan pertobatan terhadap mereka yang berdiri di barisan musuh: “Pintu pertobatan terbuka bagi semua orang yang terkotori dengan agen, dan kami menerimanya dari kami tidak mempermasalahkan tindakan masa lalunya.”
Baru-baru ini, pada awal Februari 2014, sebuah selebaran yang beredar di Sinai Utara juga memperingatkan penargetan terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan angkatan bersenjata junta Mesir.
Dalam beberapa kasus, warga Sinai yang berdiri di barisan musuh dilaporkan telah tewas. Sebagai contoh, dalam periode 48 jam pada pertengahan Desember 2013, enam sampai delapan warga Sinai tewas setelah dicurigai bekerja sama dengan pasukan keamanan junta Mesir.
Baru-baru ini, pada tanggal 24 Maret, Ma’an News Agency melaporkan bahwa tiga warga Sinai telah tewas di tangan pejuang Islam karena diduga bekerja sama dengan pemerintah junta Mesir.
Menurut Anshar Bitil Maqdis, Ibrahim Nasser Oweidah Bereikat , yang berpartisipasi dalam serangan terhadap sebuah bus “Israel” di dekat Eilat yang menewaskan delapan orang “Israel” pada 18 Agustus 2011, dibunuh oleh agen Mossad “Israel” dengan bantuan mata-mata Mesir.
Kemudian pada bulan November 2012, sebuah video Anshar Baitil Maqdis menunjukkan interogasi dan pengakuan Meneizel Muhammad Suleiman Salamah, salah satu mata-mata yag dikatakan telah terlibat dalam pembunuhan terhadap Bereikat. (banan/arrahmah.com)