NEW YORK (Arrahmah.com) – Sebuah keluarga Muslim dari Long Island, Amerika Serikat, menuntut pemilik Empire State Building pada Selasa (18/3/2014) sebesar USD 5 juta karena telah mengusir mereka karena melaksanakan shalat.
Fahad dan Amina Tirmizi mengatakan bahwa hak sipil mereka telah dilanggar karena mereka “diserang, dipukul berulang-ulang dan dipaksa keluar” gedung ternama itu pada Juli lalu, lansir New York Post.
Gugatan Fahad (32) dan Amina (30) dilayangkan terhadap Malkin Properties, perusahaan keamanan Andrews International Inc. dan lainnya, karena telah berlaku tidak adil terhadap mereka disebabkan mereka Muslim dan memakai pakaian Muslim tradisional.
Pasangan Muslim tersebut dan dua anak mereka berada di luar lantai 86 gedung tersebut ketika mereka berjalan ke tempat yang sepi untuk melakukan shalat malam (Isya), menurut gugatan tersebut.
Meskipun mereka shalat tanpa menimbulkan keributan dan dalam waktu yang singkat, seorang petugas keamanan segera mendatangi Fahad dan mengancamnya dengan kasar dan dengan keras mengatakan kepadanya bahwa dia tidak diperbolehkan untuk shalat di dek.
Petugas keamanan lainnya kemudian berdatangan dan memberitahu keluarga Fahad untuk pergi dan mereka dipaksa turun ke lobi hingga keluar gedung dengan paksa dan dikawal.
“Kami tidak melakukan hal yang salah,” kata Fahad. “Kami hanya ingin menikmati pemandangan sebagaimana orang lain.”
Fahad mengatakan kepada New York Post bahwa dia sebelumnya pernah shalat di tempat umum dan dihormati.
“Sebelumnya pada hari yang sama di Staten Island Ferry Terminal, Saya butuh untuk shalat sore (ashar),” katanya.
“Saya mengkonfirmasi seorang petugas polisi yang berdiri di sana untuk memastikan itu adalah tempat yang bagus. Petugas itu menjawab, ‘Pergilah untuk melakukannya, tidak ilegal untuk shalat.'”
Phil Hines, pengacara keluarga Fahad, mengatakan bahwa keluarga Muslim tersebut telah mengalami tindakan tidak toleran hanya karena menjalankan keyakinan agamanya.
“Bagi kebanyakan orang, Empire State Building adalah salah satu landmark besar kota ini, tetapi bagi klien saya dan keluarganya, ini adalah gedung kebodohan dan ketidakadilan,” ujar Hines.
(siraaj/arrahmah.com)