NAIROBI (Arrahmah.com) – Sejak diperkenalkan pertama kali di Kenya, lembaga-lembaga keuangan Islam telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, meningkatkan perhatian dan minat dari kalangan Muslim maupun non-Muslim.
“Bank-bank Islam saat ini telah memungkinkan Muslim dan warga Kenya yang lain untuk mendapatkan keuntungan dari layanan perbankan tanpa melanggar prinsip-prinsip agama mereka,” Prof Njuguna Ndung’u, Gubernur Bank Sentral Kenya, kepada OnIslam.net. Kamis (20/3/2014).
“Kehadiran bank-bank Islam juga telah memungkinkan investasi untuk memberikan manfaat terhadap warga Kenya,” tambahnya.
Perbankan Syari’ah mulai diperkenalkan pada tahun 2008 di Kenya ketika dua Bank Islam pertama, Community Bank (FCB) dan Gulf African Bank (GAB), membuka pintu mereka.
Keuangan Syari’ah telah berkembang pesat menjadi asuransi, investasi, dan pensiun yang sejalan dengan hukum Islam yang melarang bunga atau riba.
Hari ini, dua bank Islam tersebut telah menangani jutaan dolar layanan keuangan, merepsentasikan kekuatan gagasan ekonomi Islam yang tumbuh pesat di Kenya.
Pada Maret tahun lalu, Bank Dunia melalui kelompok International Finance Corporation telah menginvestasikan sebesar 5 juta USD ke GAB untuk memperkuat kapasitasnya dalam mendukung usaha kecil dan menengah.
“Investasi ini merupakan demontrasi kepercayaan mereka terhadap operasi dan masa depan perbankan Syari’ah di Kenya,” kata CEO GAB Abdullah Abdul Khalik.
Dia menambahkan bahwa karena keberhasilan dua Bank Islam tersebut dalam hal menarik deposito dari masyarakat Muslim, bank-bank komersial lainnya dengan cepat membuka segmen keuangan Islam untuk bersaing memperebutkan konsumen Muslim.
Saat ini, 10 dari 42 Bank Umum di Kenya telah menciptakan segmen tersebut untuk memenuhi apa yang mereka sebut “segmen ceruk Muslim.”
Ada hampir sepuluh juta Muslim di Kenya, yang memiliki populasi 36 juta. Islam melarang Muslim dari riba, menerima atau membayar bunga pinjaman. Transaksi oleh bank-bank Islam harus didukung oleh aset nyata, bukan paket hipotek semu.
Profit Sharing
Banyak warga Kenya, terutama non-Muslim yang membayar iuran bulanan untuk perusahaan asuransi mereka, sangat terpukau ketika mereka belajar tentang model asuransi Syari’ah (takaful), di mana mereka bisa mendapatkan bagian dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan.
“Dalam Asuransi konvensional, keuntungan yang dihasilkan dari perusahaan asuransi diambil oleh pemegang saham perusahaan,” kata Ahmed Bashir, CEO Asuransi Takaful Afrika, satu-satunya perusahaan asuransi Syari’ah yang beroperasi di Kenya.
“Tapi dalam asuransi Syari’ah, keuntungan dibagi antara pemilik perusahaan dan nasabah yang membeli asuransi,” tambahnya.
Sumber daya besar yang sedang dikumpulkan oleh bank Syari’ah dan asuransi tidak dapat diinvestasikan di Bursa Efek Nairobi atau obligasi pemerintah, semua yang berbasis bunga.
“Kami juga tidak diperbolehkan untuk menginvestasikan uang di luar negeri di mana instrumen investasi Syari’ah tersedia dan berkembang dengan baik seperti di Timur Tengah dan Malaysia,” katanya.
“Itu sebabnya kita melobi pemerintah untuk menciptakan ruang di sektor keuangan untuk pembiayaan Syari’ah,”
Sejauh ini, usulan penciptaan sektor keuangan untuk pembiayaan Syari’ah telah mendapat respon yang baik dengan regulator perbankan negara yang menyetujui untuk membentuk Dewan Penasehat Syari’ah Nasional untuk mengawasi proses dalam menciptakan pilihan investasi berbasis non-bunga.
Selain itu, rencana sedang disusun untuk meluncurkan skema pendanaan pertama yang sejalan dengan prinsip-prinsip Syari’ah pada pertengahan tahun ini.
Keuangan Syari’ah telah menguat di Kenya, seperti halnya Bank Sentral Kenya, regulator perbankan negara telah meluncurkan sertifikat pelatihan internasional di lapangan, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung sektor keuangan Syari’ah yang semakin tumbuh pesat.
Kelompok pelatihan perbankan, Sekolah Studi Moneter Kenya, akan menawarkan pelatihan bekerjasama dengan Pusat Internasional untuk Pendidikan di Keuangan Syariah (INCEIF).
“Kami merasa tidak ada waktu yang lebih baik untuk menawarkan pelatihan yang meliputi bukan hanya aparat konseptual, tetapi juga mengenai berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi pembiayaan Syari’ah, yang pertumbuhannya tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda,” kata Gubernur Bank Sentral Kenya (CBK) Njuguna Ndung’u.
Secara keseluruhan, keuangan Syari’ah bagi sebagian besar warga Kenya dipercaya memiliki banyak potensi untuk membuka nilai ekonomi di Kenya sebagai prinsip-prinsip dan praktik keuangan terbaik. (ameera/arrahmah.com)