JAKARTA (Arrahmah.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta para dai yang biasa tampil di televisi berkomitmen memberikan teladan yang baik kepada masyarakat. Apalagi para dai televisi itu sangat erat dengan dunia hiburan.
Ketua Komisi Kajian MUI. Cholil Nafis mengatakan, meski sering muncul seperti artis, posisi dai itu berbeda karena perbuatannya dilihat dan dicontoh oleh masyarakat.
“Ini yang sangat penting untuk menjaga etika dan keteladanan dai,” katanya di Jakarta, lansir POL Jumat (21/3/2014).
Rencananya pada April mendatang MUI akan mengundang Komisi Penyiaran Indonesia , ormas Islam, Kementerian Agama, rumah produksi, serata para produser dan direktur program religi di televisi, untuk membahas hal ini.
“Sejumlah dai yang tersangkut masalah juga akan diundang. Diharapkan mereka punya waktu untuk hadir,” ujar Cholis.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Achmad Satori Ismail mengatakan dai-dai itu tidak bisa disalahan karena mayoritas umat Islam Indonesia sudah terserang penyakit senang membahas Islam yang ringan-ringan saja.
Ditambah , kurangnya pengetahuan agama para dai televisi itu. Karena tidak memiliki latar belakang ilmu syariah atau dakwah membua bacaan Alquran dan pemahaman hadits dai itu kurang baik.
Hal ini tidak bisa dipungkiri, karena berkaitan dengan televisi yang berupaya mencari untung. Parahnya, dai yang sudah tampil di televisi biasanya memiliki manajemen yang memasang tarif tinggi.
“Padahal, belum tentu dai yang diundang itu juga mematok jumlah biaya tertentu,” ungkap Satori. (azm/arrahmah.com)