BATAM (Arrahmah.com) – Ahad, 16 Maret 2014, walaupun suasana gerimis, tidak menyurutkan langkah kaki puluhan orang untuk mendatangi aula indoor hotel Pusat Informasi Haji (PIH) Batam. Siang itu, tepatnya pukul 13.30 WIB, diadakan acara Dialog keumatan dengan tema ‘Bekerja Sama untuk Islam”, sekaligus pelantikan Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Batam. Acara ini menghadirkan Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Nasir, Lc, MM. dan diikuti pula oleh perwakilan berbagai ormas Islam, anggota DPRD Batam dan tokoh masyarakat.
KH. Efendi Asmawi MA. mewakili Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam, dalam sambutannya mengatakan, MUI Batam sangat mendukung terbentuknya intitusi intelektual MIUMI di Batam.
“Kalangan orang tua dan pemuda harus bersinergi dalam dakwah dan bekerja sama saling melengkapi, karena keduanya punya kelebihan dan kekurangannya, Kami terutama dalam menghadapi berbagai tantangan global, khususnya aliran-aliran sempalan dalam Islam,” ujarnya.
“Batam yang merupakan sebuah pulau strategis, berbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Terdapat banyak pulau kecil. Daerah ini adalah salah satu kota yang perkembangan infrastrukturnya sangat cepat, pertambahan penduduknya pun sangat besar, baik angka kelahiran, atau kedatangan orang-orang yang mengadu nasib. Oleh karena itu, dengan tingginya pertambahan penduduk, maka banyak sekali problem sosial. Dan dengan munculnya banyak organisasi keislaman, sekaligus menjamurnya beragam aktivitas keagamaan dari berbagai ormas dan lembaga keislaman, diharapkan dapat mewarnai Batam, sehingga menjadi destinasi kebaikan, sesuai dengan motto ‘Batam sebagai Bandar dunia yang Madani” tukas KH. Efendi.
Sementara Ustadz Bachtiar Nasir, selaku pembicara utama dalam dialog keumatan yang mengusung tema ‘Bekerja sama untuk Islam’ menyampaikan bahwa MIUMI adalah institusi yang didalamnya berkumpul para intelektual muda yang mempunyai perhatian kepada umat. Lembaga ini mengusung slogan ‘untuk Indonesia yang lebih beradab’ yang berarti MIUMI memiliki visi menjadi wadah pemersatu para intelektual dan ulama muda Indonesia dalam membangun peta perjuangan menuju kejayaan Islam.
“Selama ini MIUMI tidak pernah membuat fatwa baru, tetapi justru mendukung fatwa-fatwa MUI yang sudah ada dengan lebih memperkuat fatwa-fatwa tersebut,” kata UBN begitu biasa dia disapa.
Dalam mengatasi persoalan perbedaan pemahaman furuiyyah di kalangan umat, menurut ustadz Bachtiar, para tokoh Islam harus sering sillaturrahim, banyak bertemu, sehingga terjalin komunikasi untuk bisa saling memahami. Umat harus bekerja sama dalam membangun peradaban Islam. Setelah materi disampaikan, acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus MIUMI Batam yang diketuai oleh Zainal Muttaqin, Lc, MA. (azm/zenalsatiawan/arrahmah.com)