GAZA (Arrahmah.com) – Pesawat tempur penjajah “Israel” pada Jum’at (14/3/2013) dini hari beberapa kali melancarkan serangan udara terhadap beberapa tempat di Jalur Gaza. Ini merupakan awal dari serial serangan udara penjajah “Israel” setelah kelompok Jihad Islami menekan kesepakatan gencatan senjata dengan “Israel” lewat mediasi Mesir, Al-Jazeera melaporkan.
Bersamaan waktunya dengan pengumuman gencatan senjata, pesawat tempur penjajah “Israel” melancarkan tiga serangan udara terhadap kota Rafah, selatan Jalur Gaza. Serangan itu mencederai tiga warga muslim, menghancurkan beberapa rumah penduduk dan wilayah terowongan.
Al-Jazeera melaporkan serangan udara “Israel” menargetkan gudang sebuah rumah di desa Mashbah dan wilayah terowongan di desa Salam yang berdekatan dengan perbatasan Gaza – Mesir. Serangan itu menghancurkan beberapa bangunan dan mencederai sedikitnya tiga penduduk. Para korban telah dievakuasi ke rumah sakit setempat.
Beberapa jam setelah serangan udara “Israel” tersebut, beberapa buah roket dari Jalur Gaza menghantam wilayah pemukiman penjajah “Israel” di “Israel” selatan.
Harian Israel, Yediot Ahronot, dalam situsnya melaporkan sirene peringatan meraung-raung pada Kamis (13/3/2014) malam di beberapa wilayah Sderot. Setelah itu enam buah roket dari Jalur Gaza menghantam wilayah pemukiman Yahudi. Harian Israel itu menambahkan sebuah roket berhasil ditembak jatuh oleh sistem anti rudal “Kubah Besi” Israel.
Sebelumnya harian itu menyebutkan tiga buah roket dari Jalur Gaza juga jatuh di wilayah pemukiman Yahudi di kompleks Sidot. Harian itu tidak menyebutkan jumlah korban.
Saraya Al-Quds, sayap militer kelompok Jihad Islami, pada hari Rabu (12/3/2014) mengaku telah menembakkan 130 roket ke wilayah “Israel” sebagai reaksi atas tewasnya tiga anggota mereka sehari sebelumnya.
Pada hari Kamis Saraya Al-Quds mengklaim telah menembakkan sekitar 10 roket ke wilayah pemukiman “Israel”. Sementara itu pesawat tempur “Israel” melancarkan 30 kali serangan udara ke wilayah Gaza dengan menargetkan beberapa tempat, mayoritasnya milik kelompok Jihad Islam.
(muhib al majdi/arrahmah.com)