JENEWA (Arrahmah.com) – Penyidik khusus “kontra-terorisme” PBB telah menyatakan “keprihatinan” atas kematian warga sipil dalam serangan pesawat tak berawak di Yaman dan Afghanistan yang meningkat tajam.
Pelapor khusus PBB, Ben Emmerson menyajikan laporannya kepada Dewan HAM PBB di Jenewa pada Rabu (12/3/2014), menyoroti setidaknya 59 korban sipil dalam 19 serangan pesawat tanpa awak pada tahun 2013 di Afghanistan, kenaikan yang signifikan dari tahun sebelumnya, seperti dilansir Al Jazeera.
Di Yaman, ia berkata : “Frekuensi serangan pesawat tak berawak bersenjata tampaknya telah meningkat, terutama selama bulan-bulan penutupan di tahun 2013, dengan eskalasi yang tajam dalam jumlah korban sipil yang dilaporkan.”
Mereka termasuk serangan mematikan di bulan Desember di mana 12 warga sipil Yaman yang menjadi bagian dari konvoy pernikahan gugur dalam serangan drone AS.
Namun laporan PBB ini mengklaim bahwa serangan di Pakistan telah menurun.
“Tapi atau pertama kalinya dalam sembilan tahun, tidak ada laporan korban sipil selama 2013 di daerah suku Pakistan,” klaimnya.
Tetapi, Amnesti Internasional membantah laporan Emmerson mengatakan bahwa laporan Emmerson mungkin bukanlah studi definitif semua serangan drone dan hanya didasarkan pada informasi yang tersedia baginya.
“Tahun lalu, ada beberapa laporan bahwa serangan drone mengakibatkan korban sipil (di Pakistan), tetapi karena kerahasiaan yang berlaku dari program AS dan pembatasan akses ke daerah-daerah terpencil, tidak mungkin bagi kami untuk menyelidiki klaim ini lebih lanjut,” ujar Mustafa Qadri, peneliti Amnesti Internasional Pakistan.
Emmerson mengklaim kepada Al Jazeera bahwa timnya tidak menerima laporan dari sumber terpercaya yang menyatakan korban sipil di Pakistan pada tahun 2013. (haninmazaya/arrahmah.com)